Selasa 23 Dec 2014 00:30 WIB

Pabrik Amoniak Perdana di Indonesia Akan Berdiri

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Esthi Maharani
Gas Amoniak (Ilustrasi)
Gas Amoniak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha PT Surya Esa Perkasa Tbk (SEP), Panca Amara Utama (PAU) akan membangun pabrik amoniak pertama di Indonesia yang disponsori pihak swasta. Fasilitas pinjaman sindikasi sebesar 509 juta dolar AS dipimpin oleh International Finance Corporation (IFC).

Direktur Eksekutif SEP Vinod Laroya mengatakan, pembangunan pabrik amodiak akan mulai dilakukan kuartal pertama tahun depan. ''Keinginan kuat kami terhadap memberikan nilai tambah yang tinggi terhadap sumber daya alam Indonesia,'' kata dia dalam public expose, Jakarta, Senin (22/12).

VP Corporate Affairs and Investor Relations Kanishk Laroya mengatakan, PAU berencana membangun pengolahan amoniak berkapasitas 700 ribu metrik ton (MT) per tahun. Estimasi biaya proyek sebesar 800 juta dolar AS. Proyek ini mendukung arahan pemerintah untuk memaksimalkan pemanfaatan dalam negeri dan penambahan nilai atas gas alam, di samping untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dengan penambahan produksi pupuk.

Kanishk menuturkan, pembangunan diperkirakan akan selesai pada 2017. Hal yang esensial, yakni pembebasan lahan telah selesai 100 persen.

Menurut dia, sejumlah perusahaan dalam dan luar negeri yang tertarik untuk membeli produk amoniak. Namun, pihaknya lebih memprioritaskan untuk alokasi dalam negeri.  

Pinjaman sindikasi dipimpin oleh IFC dan termasuk tujuh bank internasional, United Overseas Bank (UOB), Standard Chartered Bank (SCB), The Australia and New Zealand Banking Group Limited (ANZ), The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC), Korean Development Bank (KDB), The Oversea-Chinese Banking Corporation Limited (OCBC), dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Proyek ini merupakan pendanaan terbesar proyek greenfield IFC di Asia selama dekade terakhir.

Pada Agustus 2011, SEP mengakuisisi 59,98 persen PT Panca Amara Utama (PAU), sebuah perusahaan yang telah memperoleh alokasi gas sebesar 55 juta kaki kubik per hari MMSCFD dari wilayah kerja Senoro-Toili di Sulawesi Tengah, Indonesia. 

SEP didirikan pada 2006 untuk berperan aktif dan menjadi pemain terkemuka dalam rangka pemenuhan kebutuhan produk gas hilir nasional. Kegiatan usaha utama SEP adalah pemurnian dan mengoperasikan kilang LPG terbesar kedua di Indonesia (tidak termasuk operator kontrak bagi hasil (PSC). Pada 1 Februari 2012, SEP menjadi perusahaan pengolah LPG pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (kode IDX:ESSA).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement