Jumat 19 Dec 2014 16:04 WIB

Tahun Depan, Premium Sama Sekali tak Disubsidi

Rep: satria kartika yudha/ Red: Esthi Maharani
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU Jakarta,Selasa (23/9).(Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU Jakarta,Selasa (23/9).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah akan memberlakukan kebijakan baru terkait BBM bersubsidi pada Januari 2015. Ada beberapa opsi yang dipertimbangkan. Salah satunya menghapus subsidi BBM jenis premium. 

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan rencana penghapusan subsidi BBM tidak terlepas dengan tren menurunnya harga minyak dunia. Sehingga, harga keekonomian BBM bisa menyamai harga jual yang saat ini sebesar Rp 8.500/liter. 

"Opsi ini (penghapusan subsidid BBM)  karena harga minyak dunia turun. Akan tetapi pemerintah masih perlu melakukan penghitungan yang tepat," kata Sofyan di kantornya, Jumat (19/12). 

Mantan Menteri BUMN tersebut mengatakan, selain harga minyak dunia, penghitungan harga BBM juga harus memperhatikan kurs rupiah. Pokoknya, tegas Sofyan, pemerintah akan memutuskan opsi yang paling tepat dengan kondisi saat ini. 

Kendati begitu, Sofyan enggan menjawab apakah  penghapusan subsidi BBM akan terus berlanjut jika nantinya terjadi kenaikan harga minyak dunia. "Nanti. Tunggu saja keputusannya," ujar dia. 

Selain menghapus subsidi BBM jenis premium, pemerintah juga memiliki opsi memberlakukan subsidi tetap. Nantinya, pemerintah hanya akan memberikan subsidi dalam jumlah tetap setiap liter BBM. Sementara sisanya dilepas sesuai perkembangan harga pasar. 

Tidak seperti saat ini dimana pemerintah memberlakukan subsidi harga alias harga BBM dipatok pada nilai tertentu. Subsidi yang diberikan pemerintah bisa bertambah dan juga berkurang sesuai perubahan harga minyak dan kurs. 

Pemerintah ingin memberlakukan subsidi tetap demi menciptakan anggaran yang stabil dan tidak terganggu oleh faktor ekternal seperti perubahan harga minyak serta kurs.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement