Jumat 12 Dec 2014 16:31 WIB

Rupiah Melemah, Pengamat: Dampak Swasta Bayar Utang dengan Dolar

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rupiah
Foto: Republika/Prayogi
Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi konsekuensi banyaknya perusahaan yang membayar utang luar negeri pada akhir tahun. Rupiah melemah di level Rp 12.449 pada Jumat (12/12).

Head of Mandiri Institute, Moekti P Soejachmoen, mengatakan pada akhir tahun biasanya banyak perusahaan yang membayar hutang luar negeri. Pembayaran hutang luar negeri otomatis membutuhkan banyak mata uang dolar. 

Menurutnya, rupiah saat ini masih dalam kondisi aman dan belum mengkhawatirkan. "Dari segi fundamental masih oke, itu siklus saja dan BI sudah mengantisipasi. Kemarin Pak Gubernur (Gubernur BI Agus Martowardjojo) sudah bilang BI itu ada di pasar jadi BI akan memantau sampai sebatas mana rupiah melemahnya," kata Moekti seusai memberikan materi di acara Media Gathering Bank Mandiri di Bukittinggi, Jumat (12/12).

Di samping kebutuhan korporasi yang banyak untuk membayar utang luar negeri, menurut dia, pelemahan rupiah juga disebabkan banyaknya transaksi penukaran dolar. Hal itu berkaitan dengan banyaknya wisatawan domestik yang ingin berlibur ke luar negeri pada akhir tahun. Sehingga kebutuhan dolar naik. 

 

Moekti memprediksi pelemahan rupiah akan berangsur-angsur membaik. Pada akhir tahun dia memprediksi rupiah berada di level Rp 12.100 terhadap dolar. Kemudian pada 2015 diperkirakan rupiah berada di posisi Rp 11.800 - Rp 12.000 terhadap dolar. 

"Awal 2015 mungkin masih agak tinggi tapi lama-lama kita perkiraan akhir 2015 bisa mencapai Rp 12.000," imbuhnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement