Kamis 11 Dec 2014 10:00 WIB

Transaksi Emas Tetap Tinggi Meski Harga Naik

Petugas menunjukan emas batangan atau logam mulia produksi Aneka Tambang di Pegadaian, Jakarta, Senin (14/4).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menunjukan emas batangan atau logam mulia produksi Aneka Tambang di Pegadaian, Jakarta, Senin (14/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Transaksi emas di pasaran Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah tetap tinggi meski harga logam mulia itu mengalami sedikit kenaikan dibanding beberapa pekan sebelumnya.

"Beberapa waktu lalu harga emas sempat turun, tapi menjelang tahun baru mengalami kenaikan lagi, terutama emas jenis balok atau batangan dan emas 999 atau Amerika dengan kenaikan sekitar Rp10.000 per gram," kata pemilik toko emas, Sani di Sampit, Kamis (11/12).

Harga emas balok atau batangan yang berlaku di pasar Sampit kini Rp480.000, emas 999 atau Amerika Rp485.000, emas putih atau 750 Rp435.000, emas Singapura atau 700 Rp385.000 dan emas 420 atau 375 Rp230.000 per gram.

Sani memprediksi, kenaikan harga yang terjadi saat ini merupakan imbas dari kenaikan harga emas di pasaran dunia. Jika harga emas dunia naik, maka otomatis di Indonesia juga naik harganya, termasuk di Kotim.

Meski kenaikannya bervariasi, namun masyarakat konsumen tetap membeli sesuai dengan kebutuhannya.

Fluktuasi harga belakangan ini diakuinya sulit diprediksi karena banyak faktor yang bisa memengaruhi harga. Seperti saat ini, Sani mengaku tidak bisa memprediksi apakah harga akan terus naik, turun atau akan bertahan.

Uniknya, kata dia, transaksi jual dan beli logam mulia ini di Sampit sering tidak terpengaruh dengan fluktuasi harga, tetapi lebih dipengaruhi momen.

Biasanya, menjelang tahun baru seperti ini dan hari-hari besar lainnya, transaksi jual beli logam mulia tersebut tetap tinggi meski harga sedang naik, tambah Sani.

"Omzet menjelang tahun baru tetap ramai, perbandingannya 50 berbanding 50 antara orang yang membeli dan menjual emas. Biasanya setiap akhir tahun memang tetap tinggi seperti ini," ujar Sani.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement