Selasa 09 Dec 2014 13:18 WIB

Pemerintah Buka Ruang Investasi Bagi Amerika

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemangkasan perizinan investasi membuat pemerintah semakin gencar bergerak untuk menawarkan investasi kepada sejumlah perusahaan asing. Penanaman modal asing dinilai dapat membantu pemerintah untuk mewujudkan program yang telah dicanangkan, utamanya yakni pembangunan infrastruktru serta perluasan kawasan industri.

Menteri Perindustrian Saleh Husin telah melakukan pertemuan dengan US-ASEAN Business Council. Untuk membahas tentang adanya kemungkinan ekspansi investasi bagi beberapa perusahaan Amerika Serikat yang ada di Indonesia.

Saleh mengatakan, pihaknya menginginkan agar para investor tersebut bisa meningkatkan penggunaan komponen lokal sehingga membuka lapangan kerja di Tanah Air. Kebijakan dan kemudahan berinvestasi yang dijanjikan oleh pemerintah membuat sejumlah perusahaan tertarik untuk melebarkan investasinya.

“Salah satunya Coca-Cola, dalam tiga tahun ke depan mereka mau investasi sebesar 500 juta dolar AS, selain itu Cargill juga akan meresmikan pabrik baru di Gresik,” kata Saleh di Jakarta, Selasa (9/12). Saleh mengatakan, program pembangunan infrastruktur yang dicanangkan oleh pemerintah mulai dilirik oleh perusahaan penyedia alat berat, seperti Caterpillar.

Perusahaan tersebut telah menanyakan soal kebutuhan yang diperlukan oleh Indonesia dalam pembangunan selama lima tahun ke depan. Saleh tidak memungkiri bahwa untuk membangun infrastruktur diperlukan alat-alat berat, namun dia juga tetap ingin mendorong agar ada peningkatan dalam penggunaan komponen lokal.

Kementerian Perindustrian telah menetapkan industri prioritas dalam tiga kelompok yakni industri pengolahan mineral, industri pengolahan hasil pertanian, dan industri berbasis tenaga kerja. Saleh berharap agar perusahaan Amerika dan Indonesia dapat bermitra di sektor industri manufaktur, terutama di bagian hilir agar memiliki nilai tambah. 

Sementara itu, Dirjen Kerjasama Industri Internasional Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan, secara spesifik perusahaan-perusahaan Amerika tersebut sudah mengerti mengenai peraturan yang ada di Indonesia. Dari hasil pertemuan tersebut, ada salah satu perusahaan software yang sudah memiliki keinginan untuk berinvestasi di Indonesia dengan mengembangkan teknologi Autodesk.

Agus mengatakan, sejauh ini investasi Amerika Serikat paling banyak berada di sektor minyak dan gas. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu negara Paman Sam tersebut telah menambah sektor industrinya di bidang operator, pendukung, peralatan, serta makanan dan minuman.

Agus berharap, kedepan perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia dapat membangun sektor padat teknologi sehingga bisa membangun Research and Development di dalam negeri. “Kita bisa menjembatani perkembangan teknologi,” kata Agus.

Amerika termasuk negara yang melakukan investasi cukup besar di Indonesia. Berdasarkan dari data BKPM, pada Kuarter III 2014 nilai investasi Amerika Serikat mencapai 302,7 million dolar AS dan masuk ke dalam lima besar. Sedangkan nilai investasi dari Januari – September 2014, Amerika berada di peringkat ke enam dengan mencapai 965,9 billion dolar AS. Sementara itu, dalam periode yang sama Singapura masih menduduki peringkat pertama sebagai negara yang berinvestasi paling tinggi dengan nilai 4.899,5 billion dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement