Jumat 05 Dec 2014 10:02 WIB

Program Tol Laut Dinilai Kurangi Beban Logistik

Kapal Laut
Foto: Antara
Kapal Laut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah menyakini program Tol Laut bakal mengurangi beban logistik yang selama ini masih bergantung pada transportasi darat."Kalau Tol Laut berfungsi dengan baik, pasti akan mengurangi beban di jalan darat," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Djoko Murjanto, Jumat (5/12).

Berdasarkan data Kemenpupera, saat ini transportasi logistik di Indonesia masih didominasi angkutan sektor transportasi darat. Dimana angkanya masih sebanyak 92 persen dari keseluruhan transportasi logistik di Tanah Air.

Untuk itu, ujar dia, konsep Tol Laut diyakini juga bakal mengurangi beban yang ada di jalan secara signifikan terutama mengingat bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan. "Konsep Tol Laut ini sangat benar sekali, karena di daerah kepulauan seperti iIndonesia ini harusnya di laut yang ramai, kenyataannya saat ini ramai di darat," katanya.

Ia juga mengemukakan, pihaknya akan mendukung pembangunan akses menuju berbagai dermaga yang direncanakan akan ditetapkan Kementerian Perhubungan. Sementara itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan program pengembangan tol laut akan dirintis tahun depan dengan diawali pembenahan sistem pelayaran kapal barang.

"Begini, sebenarnya karena kita negara kepulauan terbesar di dunia, maka penggunaan transportasi berbasis perairan atau laut juga harus tinggi. Kalau tidak, dihubungkan pakai apa?," kata Ignasius Jonan di Semarang, Kamis (4/12).

Kondisi transportasi kapal barang untuk perairan wilayah Barat Indonesia, menurut Menhub, pelayarannya sudah terjadwal. Akan tetapi berbeda dengan perairan wilayah Timur yang banyak belum terjadwal pelayarannya.

"Di perairan Barat Indonesia, terjadwal kapal barang berangkat kapan, datang kapan, jenis kapal apa, muat berapa, itu ada. Namun di Timur banyak yang tidak ada, terutama di daerah-daerah kecil," katanya. Untuk itu, ia mengatakan mulai tahun depan akan dicarikan anggaran perintis yang mendorong pembangunan "freightliner".

Dimana kapal angkutan barang terjadwal sehingga tingkat kepastiannya lebih tinggi. Jadi, kata dia, harga barang di wilayah Timur tidak menjadi "gila-gilaan" seperti sekarang yang sebenarnya disebabkan tidak ada kepastian jadwal pelayaran.

Selain itu, Jonan juga mengatakan akan diusulkan pembangunan 24 pelabuhan. Baik baru atau pengembangan kapasitas pelabuhan yang sudah ada, tersebar dari wilayah Timur maupun Barat Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement