REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ed Hirs, managing director Hillhouse Resources, sebuah perusahaan eksplorasi migas, berpendapat bahwa sektor minyak shale (shale oil) di AS menjadi tidak ekonomis bila harga minyak dunia tembus angka 80 dolar AS per barel.
"Mengacu pada harga patokan minyak AS tersebut yang telah mencapai kisaran 85 dolar AS per barel," ujar Ed seperti yang dilansir oleh Pertamina. Namun beberapa analisis investasi melihat bahwa laju investasi tidak akan jatuh secara signifikan hingga tingkat harga WTI menembus angka 70 dolar AS atau bahkan 60 dolar AS per barel. H
al ini lantaran industri pemboran telah menjadi sangat efisien akibat pesatnya perkembangan teknologi. Di sisi lain, seorang analis dari Zurich memperkirakan OPEC akan menurunkan tingkat produksinya sebesar 500 ribu barel per hari. Kebijakan ini ditengarai akan membantu harga minyak melambung lagi ke kisaran 90 hingga 100 dolar AS per barel.