Kamis 04 Dec 2014 14:31 WIB

Pertamina Dukung Tarif Mengambang BBM Bersubsidi

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Premium habis - ilustrasi
Premium habis - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Menyusul tren penurunan harga minyak dunia, pemerintah sedang mengkaji penerapan floating tariff atau tarif mengambang untuk premium dan solar. Artinya, harga jual BBM non-pertamax nantinya akan mendapatkan subsidi tetap dengan angka tertentu, dan harganya akan fluktuatif mengikuti harga minyak dunia.

Mudahnya, harga premium dan solar nantinya akan dijual dengan sistem pertamax saat ini. Menanggapi hal ini, VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir menyatakan dukungannya. Ali menilai, konsep subsidi tetap dapat memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa harga minyak dunia selalu berubah.

"Itu bagus, karena mempunyai dampak pembelajaran psikologis bagi masyarakat. Jadi subsidinya masih ada tapi di-cap. Perliternya entah seribu entah dua ribu, jadi naik turun harganya. Dengan begitu, masyarakat akan terbiasa bahwa harga minyak naik turun. Sesuai dengan  harga minyak dunia," ujar Ali kepada ROL di sela Pertamina Energy Outlook, Kamis (4/12).

Selain itu, Ali mengatakan bahwa pada dasarnya Pertamina siap dengan segala kemungkinan, bahkan bika harus "menanggung" beban kelebihan kuota yang ada nantinya. Namun Ali meminta adanya ketegasan terkait regulasi kepada pemerintah.

"Dari sisi stok oke. Dari sisi finansial oke. Tapi harus ada mekanisme penggantian. Diganti ngga sama pemerintah. Itu harus dipikirikan, karena setiap sen anggaran yang dikeluarkan pemerintah kan mekanisme nya APBN," lanjut Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement