REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan Refinery Development Master Plan (RDMP) atau proyek kilang bertepatan dengan milad ke-57 pada 10 Desember mendatang.
Rencana besar itu bertujuan melipatgandakan kapasitas penyimpanan kilang dan menggandakan kapasitas produksi bahan bakar minyak (BBM).
''Total kapasitas minyak mentah yang diproses akan menjadi dua kali lipat dari sekarang, yakni 1.600 barel per hari,'' kata Direktur PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang, Ahad (30/11).
Pada penandatanganan tersebut, RDMP menyepakati berdirinya lima RDMP. Jumlah tersebut agar produksi minyak mentah bisa meningkat dua kali lipat. Sedangkan produksi solar, premium, pertamax, pertamax, dan varian minyak lainnya diharapkan meningkat hampir 2,5 kali lipat.
Dia menerangkan, dengan kapasitas tersebut kebutuhan konsumsi minyak di Indonesia hampir tercukupi. Akan tetapi, diperkirakan revitalisasi itu membutuhkan waktu hingga 2020-2025 mendatang.
“Artinya, ketika revitalisasi selesai pada tahun itu, maka kebutuhan pun sudah semakin melonjak dan membutuhkan tiga kilang lagi. Namun , masalah pembangunan kilang terkendala persoalan lahan,” ujar Bambang.
Dia mengaku, tersedia lahan untuk pembangunan kilang di Bontang. Namun, dari sisi jarak antara kilang dengan konsumen tidak ekonomis. Pasalnya, mayoritas konsumen di Jawa, Indonesia Barat, dan Indonesia Timur.
Menurut Bambang, Tuban bisa menjadi pilihan untuk tempat pembangunan kilang buat Indonesia Barat. Sedangkan Indonesia Timur bisa di sekitar Sulawesi dan Lombok.