Sabtu 29 Nov 2014 21:03 WIB

MEA takkan Jadi Ancaman Bagi Indonesia, Asal..

Rep: CR05/ Red: Julkifli Marbun
Tanri Abeng
Foto: yogi ardhi/republika
Tanri Abeng

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan mulai berlaku Desember 2015 mendatang memberikan tantangan sekaligus kesempatan bagi Indonesia.

Hal itu disampaikan pengusaha sekaligus mantan Menteri BUMN 1998 Tanri Abeng, menurut dia, dalam konteks MEA, di mana ada tantangan, di situ ada kesempatan.

"Tidak jadi ancaman. Jangan dilihat ini (MEA) dari sisi masalahnya saja. Namun sejauh mana tantangan itu memacu kita meningkatkan kapasitas," ujar dia.

Dilanjutkan dia, membangun kapasitas terutama Sumber Daya Manusia dalam negeri, tidak hanya bisa oleh pemerintah tetapi juga institusi swasta.

"Caranya institusi pendidikan lebih memerhatikan kesiapan karir, lembaga-lembaga ketenagakerjaan harus tingkatkan kompetensi dan keterampilan di mana keterampilan itu bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat kita," ujar dia.

Dia juga menambahkan, di samping kesiapan karier itu, namun lebih penting lagi soal mental dan karakteristik.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua dan Komisioner, Komisi Aparatur Sipil Negara Irham Dilmy juga menambahkan, selain diperlukan kesiapan SDM namun juga persoalan sertifikasi kualifikasi untuk memproteksi pekerja asing yang masuk Indonesia.

 

"Ditambah, dengan kondisi pengamatan kami sejauh ini bahwa ahli atau pekerja asing minimal di Asia yang harganya lebih murah ketimbang SDM lokal, bisa jadi ancaman," katanya.

Sebelumnya, baik Tanri maupun Irham juga mengaku prihatin atas fenomena pengangguran. "Menurut BPS 2013, pengangguran ada di angka 6 persen itu karena definisi penduduk yang punya kerjaan adalah jika dua hari bekerja dalam seminggu," katanya.

Sedangkan kenyataannya, lanjut Irham, penduduk yang tidak bekerja dalam kurun 35-40 hari sangat banyak. "Maka pengangguran sebetulnya di atas 20 persen," katanya.

Kendati keduanya sepakat, untuk menghadapi MEA ke depan, kesiapan SDM  yang perlu ditingkatkan seperti dari mulai bahasa (terutama bahasa Inggris, kompetensi juga kemampuan teknologi dan revolusi mental (lebih percaya diri, berani, dan lainnya).

"Semoga MEA dengan segala kesiapan kita untuk menghadapinya juga bisa mengentaskan pengangguran maupun kemiskinan," kata Tanri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement