REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Jelang pengumuman Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang direncanakan pada Jumat (28/11) sore, muncul harapan agar pergantian kepemimpinan menjadi momen perbaikan bagi badan usaha milik negara (BUMN) bidang minyak dan gas tersebut.
“Langkah yang diambil oleh Kementerian BUMN untuk memperbaiki Pertamina dengan menunjuk dirut dari eksternal merupakan terobosan yang berani,” jelas pengamat ekonomi Institute For Development Of Economics And Finance (INDEF) Hendri Saparini.
Meski begitu, ia mengingatkan agar sejumlah nama calon dari eksternal seperti Dwi Sucipto (Dirut PT Semen Indonesia) dan Handry Satriago (CEO GE Indonesia) perlu didukung oleh kalangan internal Pertamina. Sehingga mereka bisa berkolaborasi untuk melakukan perubahan menyeluruh.
Lebih lanjut, Hendri berharap, Dirut Pertamina yang baru mampu menyelesaikan persoalan mafia migas di Indonesia bersama tim tata kelola migas di bawah pantauan ekonom Faisal Basri.
"Saya kira mereka bisa berjalan bersama dengan timnya pak Faisal asal arahannya jelas, mau dibawa kemana migas kita. Dan mereka jangan punya afiliasi partai politik sehingga tidak punya konflik kepentingan," lanjut Hendri.
Pendapat senada pernah disampaikan oleh peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Mouna Wasef. Ia menilai, figur Dirut Pertamina tidak melulu harus dari kalangan internal. Hal itu dilakukan supaya ada penyegaran kinerja di Pertamina.