REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Saham perdana (IPO) anak perusahaan PT PP (persero) Tbk, PT PP Properti, direncanakan akan dilepas di lantai bursa awal kuartal kedua 2015. Direktur Keuangan PT PP Tumiyana mengatakan manajemen saat ini sedang menyiapkan tender lembaga penunjang IPO, seperti penjamin emisi dan konsultan hukum.
"Pada Desember nanti ditargetkan tender lembaga penjamin ini selesai," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/11). Saham PP Properti yang akan dijual di Bursa Efek Indonesia (BEI) sekitar 30-35 persen. Manajemen perusahaan konstruksi pelat merah ini menargetkan dari hasil penjualan saham tersebut, memperoleh dana sekitar Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,5 triliun.
Tumiyana menyakini program go public tersebut akan direspons positif oleh investor sehingga penjualan saham perdana bisa meraih sukses. Ia menuturkan hingga akhir Oktober 2014, kinerja PT PP memperlihatkan hasil yang positif. Dimana, order book yang berhasil diraih perseroan meningkat sampai 20,81 persen.
Selain itu, pada kuartal ketiga tahun ini, order book telah mencapai Rp 37 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 28,9 triliun. Pada periode yang sama pula, pendapatan PT PP meningkat sebesar 9,52 persen dari Rp 8,4 triliun menjadi Rp 9,2 triliun. Sementara, laba bersih melonjak 36,33 persen. "Keuntungan meningkat dari Rp 256 miliar menjadi Rp 349 miliar," katanya.
Diperkirakan sampai akhir tahun nanti, pendapatan PT PP mencapai Rp 14,22 triliun. Dengan laba bersih Rp 530 miliar yang dimana angka-angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2013. Tumiyana menyebutkan, pada 2013, pendapatan perseroan sebesar Rp 11,65 triliun dan laba bersih Rp 420 miliar. Adapun tahun depan, PT PP menargetkan peningkatan laba bersih sebesar 35 persen menjadi Rp 730 miliar.
Sedangkan, pendapatan ditargetkan tumbuh 35 persen menjadi Rp 19 triliun. "Sementara, kontrak baru ditargetkan meningkat 25 persen menjadi Rp 27 triliun," kata dia.
Menurutnya, perseroan berencana menganggarkan belanja modal pada tahun depan sebesar Rp 1,8 triliun. Ia menjelaskan belanja modal bakal digunakan untuk penambahan landbank sebesar Rp 200 miliar. Pendirian pabrik pracetak baru di Lampung Rp 150 miliar, dan pengembangan proyek properti Grand Kumala Lagoon Rp 108 miliar. "Ada pula investasi di enam ruas jalan tol dalam kota yang akan dibiayai dari belanja modal itu," katanya. n c75