REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Harga berbagai komoditas ikan di Pasar Ikan Induk, Pabean, Surabaya anjlok karena berkurangnya permintaan masyarakat.
Hal tersebut mengakibatkan para pedagang merugi, ratusan ribu hingga jutaan rupiah setiap harinya.
Faiz, salah seorang pedagang menggambarkan, harga bawal turun dari Rp 48 ribu per kilogram menjadi Rp 33 ribu/kg. “Penurunan harga itu juga berlaku untuk jenis hasil tangkapan laut lainnya,” jelasnya.
Faiz merinci, harga tongkol turun dari Rp 25 ribu/kg menjadi Rp 17 ribu/kg, sementara cumi, dari Rp 35 ribu/kg anjlok menjadi Rp 22 ribu/kg.
Selain itu, dia melanjutkan, tengiri yang sebelumnya Rp 50 ribu/kg, sekarang hanya Rp 32 ribu/kg. Sementara udang, menurut dia, turun Drastis dari Rp 40 ribu/kg menjadi 28 ribu/kg.
"Sepi, Mas. Enggak ada yang beli," ujar Faiz, dijumpai tengah menunggu pembeli di kiosnya.
Menurut Faiz, permintaan pasar bergejolak, kurang-lebih sejak 10 hari lalu, sejak isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Faiz menyampaikan, kerugiaan yang dia derita berkisar dari Rp 2 hingga Rp 3 juta per hari.
Menurut dia, sudah sepuluh hari ini, modal yang dia keluarkan tidak pernah kembali alias merugi. Dalam sehari, Faiz mengaku menghabiskan Rp 17 juta untuk membeli ikan dari daerah Rembang, Jawa Tengah.
Dari jumlah tersebut, menurut dia, terkadang hanya kembali Rp 16,2 juta atau 16,5 juta. Dengan pendapatan tersebut, menurut Faiz, biaya angkut otomatis tidak terganti.
Biaya angkut tersebut, menurut dia adalah untuk bahan bakar kendaraan, es, serta kuli angkut. Sebelumnya, menurut Faiz, biaya angkut hanya Rp 1,5 juta, sementara sekarang naik menjadi Rp 1,7 juta.
Akibat terus merugi, Faiz pun mengurangi permintaan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI). "Dulu biasanya 25 drum, sekarang cuma 10 atau 12 drum," ujarnya.
Meski merugi, Faiz mengaku harus tetap berjualan, karena jika tidak, dia semakin merugi karena harus menanggung biaya sewa kios.