Ahad 23 Nov 2014 16:39 WIB

Cadangan Migas di Blok Mahakam Masih Besar

Lapangan Migas Blok Mahakam.
Foto: IST
Lapangan Migas Blok Mahakam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Geolog Rovicky Dwi Putrohari mengatakan cadangan minyak dan gas bumi di Blok Mahakam, Kalimantan Timur, masih cukup besar.

"Sebagai geolog, saya menilai cadangan migas Mahakam masih besar. 'Upside potential' atau lapangan yang belum dikembangkan di sekitar Mahakam masih menyimpan potensi besar," katanya di Jakarta, Ahad (23/11).

Pemerintah berencana menyerahkan pengelolaan Mahakam ke Pertamina pascahabis kontrak dengan Total E&P Indonesie pada 2017. Selanjutnya, Pertamina bisa mengelola 100 persen Mahakam atau mengajak Total dengan kompensasi memperoleh blok milik perusahaan asal Perancis tersebut di luar negeri.

Menurut Rovicky, yang juga mantan Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) itu, saat ini, Mahakam belum dikembangkan secara optimal.

Wilayah tersebut, lanjutnya, dalam istilah geologi belum dilakukan "go deeper" atau upaya mencari migas di "reservoir" yang lebih dalam lagi atau di bawah yang ada saat ini.

Teknologi "go deeper" yang biasa dipakai adalah tekanan tinggi temperatur tinggi (high pressure high temperature/HPHT).

"Jadi, di Mahakam itu belum dieskplorasi 'reservoir' yang lebih dalam lagi dan menyimpan potensi yang besar. Kalau itu dilakukan, saya yakin akan ditemukan cadangan besar," katanya.

Ia mencontohkan, Blok Cepu yang sebenarnya lapangan tua, namun setelah dilakukan "go deeper" dengan teknologi HPHT ditemukan cadangan besar.

"Nah, di Mahakam ini belum dilakukan HPHT," ujarnya.

Hanya saja, lanjutnya, teknologi HPHT tersebut memiliki risiko tinggi dengan biaya besar. Oleh karena itu, opsi kolaborasi Pertamina bersama Total dengan skema pertukaran (swap) aset, bisa menjadi pertimbangan, sehingga dapat berbagi risiko dan biaya.

Selain juga, kolaborasi bersama Total bakal memberikan keuntungan lain seperti proses transisi yang lebih mulus, sehingga produksi menjadi stabil.

"Pertamina juga berkesempatan mengelola blok Total di luar negeri, sehingga meningkatkan ketahanan energi Indonesia," ujarnya.

Kalau dikelola 100 persen oleh Pertamina, lanjutnya, maka Indonesia tidak menambah ketahanan energinya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement