REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menargetkan pertumbuhan ekonomi syariah mencapai 20 persen pada 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakin, target itu akan tercapai, bahkan bisa terlewati.
Dewan Komisioner OJK Mulyaman D Haddad mengatakan, untuk mencapai itu perlu sinergi seluruh pemangku kepentingan.
"Kita bisa upayakan dan bisa dicapai kalau kemudian kita bisa merumuskan kebijakan yang pas, afirmasi, sinergi," ujar Mulyaman di Jakarta, Sabtu (22/11).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi syariah yang baru mencapai rata-rata lima persen selama 8 tahun bisa pecah. Bahkan semakin lama, semakin besar.
"Perlu fokus pada sasaran ini. Sehingga perlu komitmen dari beberapa pihak," lanjutnya.
Dia menambahkan, telah melakukan berbagai upaya. Seperti menciptakan senter ekonomi syariah di daerah.
"Saya sudah membuat daerah menjadi senter-senter baru perekonomian syariah. Seperti Jawa Timur dengan modelnya sendiri, gubernur daerah lainnya juga kita aktifkan," katanya.
Beberapa provinsi yang mulai diaktifkan antara lain, Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Sulawesi dan sebagainya.
"Saya optimis akan target ini, Pemerintah daerah juga didorong untuk bisa mempercepat akselerasi. Manfaatnya juga harus dirasakan pemda," kata dia.