REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dalam sebuah forum di Bali, SKK Migas menyebut pencurian minyak terjadi setiap hari dengan kerugian Rp 2 miliar per harinya. Selain pencurian, SKK juga menemukan gangguan lain meliputi pencurian peralatan, pencurian minyak, penutupan jalan, dan unjuk rasa.
Terkait pencurian minyak, Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin punya tanggapannya sendiri. Naryanto mengungkapkan selama ini pencurian migas terjadi karena kurangnya pengawasan dan koordinasi dengan aparat keamanan. "Jadi kami sedang upayakan peningkatan keamanaan ini dengan kepolisian," ujarnya kepada Republika, Kamis (20/11).
Upaya peningkatan keamanan dilakukan dengan kerjasama lintas sektor antara Pertamina juga dengan TNI dan Polri. "Khususnya di daerah produksi minyak," lanjutnya.
Naryanto menambahkan, jumlah pencurian minyak di Sumatera saja bisa hingga ribuan barel perharinya. "6000 sampai 25 ribu barel perhari. Dan itu hanya di Sumatera. Daerah lain tentu masih ada," jelas Naryanto.
Dengan jumlah sebesar itu, Naryanyo menyebutkan bahwa minyak curian itu setara dengan volume sebuah kilang minyak. "Bisa dibikin kilang mini itu," lanjut Naryanto.
Sebagai gambaran saja, minyak dengan volume 17.500 barel setara dengan Rp17,5 miliar. Sehingga begitu besar kerugian negara akibat pencurian minyak ini.