Rabu 19 Nov 2014 09:51 WIB

Komoditas Terhambat, Presiden Jokowi Curhat ke Presiden Uni Eropa

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
 Presiden Jokowi berdoa dalam acara pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada 4 pejuang di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/11). (Republika/Tahta Aidilla)
Presiden Jokowi berdoa dalam acara pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada 4 pejuang di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/11). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden RI Joko Widodo mempersoalkan hambatan sejumlah komoditas perdagangan Indonesia ke Uni Eropa (UE).

"Kami bicara adanya hambatan barang kita (Indonesia) menuju UE," kata Presiden setelah menerima kunjungan Presiden Dewan UE Herman von Rompuy di Istana Merdeka, Rabu (19/11).

Presiden Jokowi mengemukakan salah satu komoditas yang terhambat untuk masuk ke pasar UE adalah komoditas kelapa sawit dimana RI merupakan produsen terbesar global.

Padahal, menurut Presiden, sawit dari Indonesia bukanlah hanya milik perusahaan besar tetapi sekitar 45 persen adalah hasil jerih payah petani kecil.

"Hal-hal seperti ini yang mesti dibicarakan," kata Jokowi yang didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Lestari Marsudi dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.

Presiden juga mengemukakan hal lainnya yang dibicarakan adalah mengenai investasi terutama mengingat investasi UE di Indonesia adalah investasi terbesar kedua setelah Jepang.

Untuk itu, lanjut Jokowi, memelihara hubungan baik dengan Uni Eropa juga merupakan hal yang penting bagi perekonomian.

Selain dengan Menlu dan Mendag, Presiden juga ditemani sejumlah pejabat lainnya seperti Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement