REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) serukan aksi demo kepada anggotanya se-Indonesia menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah ditetapkan pemerintah Senin (17/11).
"Sikap tegas IMM menolak dengan keras atas kenaikan BBM," kata Ketua Bidang Hikmah IMM Jawa Barat Nunu S Nugraha kepada Republika melalui pesan singkatnya Senin (17/11). Ia memberitahukan, anggota IMM se-Indonesia diserukan untuk turun ke jalan melakukan aksi demo di wilayahnya masing-masing.
Aksi demo ini, kata Nunu, telah diinstruksikan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM. Penolakan kenaikan harga BBM ini, terang Nunu, karena rakyat kelas menengah ke bawah yang akan merasakan dampak besarnya. Yakni, inflasi naik yang berdampak harga kebutuhan pokok juga akan naik.
"Kenaikan harga BBM justru semakin menyengsarakan rakyat," ujar Nunu. Ia menuturkan, dari kebijakan yang diambil oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini, daya beli rakyat kelas menengah ke bawah akan semakin turun.
Karena itu, lanjut Nunu, aksi demo yang akan dilakukan IMM adalah bentuk kekecewaan kepada Jokowi yang dianggapnya tidak pro rakyat.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah menetapkan harga BBM premium naik Rp 2 ribu Senin (17/11). Yakni untuk bensin dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500. Sedangkan untuk solar dari Rp 5.500 menjadi Rpp 7.500. (