Jumat 14 Nov 2014 15:12 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Moderat Pengaruhi Kredit Perbankan

Rep: C87/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perekonomian nasional tumbuh moderat. Pada triwulan III 2014 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen dibanding tahun sebelumnya (yoy).

Hal itu disebabkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang melambat, sedangkan pertumbuhan belanja meningkat.

"Pertumbuhan ekonomi yang moderat itu mempengaruhi kredit perbankan per September yang tumbuh sebesar 13,16 persen year on year, atau lebih rendah dibandingkan Agustus sebesar 14,05 persen year on year," kata Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB OJK Lucky FA Hadibrata, melalui pernyataan tertulis, Kamis (13/11).

Namun, menurutnya kualitas kredit perbankan September 2014 cukup baik, tercermin dari rasio NPL gross sebesar 2,16 persen dan rasio NPL net 1,19 persen. Rasio NPL gross mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yakni Agustus pada 2,19 persen, sementara rasio NPL net mengalami peningkatan pada Agustus mencapai 1,17 persen.

Rasio kredit kualitas rendah terhadap total kredit September 2014 sebesar 7,52 persen, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 7,57 persen. Sementara rasio kredit kepada debitur inti September 2014 relatif stabil pada level 24,11 persen.

Dalam Rapat Bulanan Dewan Komisioner OJK yang digelar rutin pada minggu kedua setiap bulan untuk mengevaluasi perkembangan dan profil risiko di industri jasa keuangan, OJK menyimpulkan perkembangan dan profil risiko di industri jasa keuangan hingga awal November secara umum berada dalam kondisi yang normal.

OJK melihat pemulihan ekonomi pada negara maju tetap berlanjut meskipun relatif belum solid dan merata. Efek rambatan dari normalisasi kebijakan AS terhadap negara-negara berkembang (Emerging Market) serta perlambatan ekonomi negara-negara berkembang perlu dicermati.

"Perbaikan ekonomi AS semakin solid, sehingga The Fed pada akhir Oktober 2014 telah memutuskan penghentian quantitative easing. Keputusan The Fed tersebut tidak menimbulkan gejolak pasar keuangan emerging market karena sudah diperkirakan sebelumnya," imbuhnya.

Sementara itu perekonomian Cina pada triwulan III tumbuh sebesar 7,3 persen, level terendah sejak 2009. Sedangkan di Eropa, pemulihan ekonomi masih menghadapi tantangan dan kehilangan momentum pertumbuhan, sehingga masih memerlukan dukungan stimulus.

Sementara Jepang juga berpotensi melemah pertumbuhan ekonominya sebagai pengaruh kebijakan penerapan kenaikan pajak penjualan pada April 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement