Selasa 11 Nov 2014 15:02 WIB

Sumatra dan DKI, Sumber Utama Perlambatan Ekonomi Nasional

Rep: Friska Yolandha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana Jembatan Ampera terkena kabut asap, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/11).   (Antara/Rosa Panggabean)
Suasana Jembatan Ampera terkena kabut asap, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/11). (Antara/Rosa Panggabean)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pada kuartal ketiga 2014, ekonomi nasional hanya tumbuh 5,01 persen. Perlambatan ekonomi nasional ini salah satunya didorong oleh perlambatan ekonomi di Sumatra dan DKI Jakarta.

Perlambatan di Sumatra disebabkan oleh masih lemahnya harga komoditas yang menjadi hasil bumi, yaitu seperti crude palm oil (CPO), minyak bumi, dan karet. "Perlambatan terlihat di provinsi yang menggantungkan ekonominya pada komoditas," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo di Gedung BI Wilayah VI, Selasa (11/11).

Wilayah Sumatra pada kuartal III 2014 hanya tumbuh 4,5 persen dari sebelumnya 4,9 persen. Selama harga komoditas masih lemah, pertumbuhan di Sumatra diperkirakan masih lambat.

Pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta juga mengalami perlambatan dari 6,1 persen pada kuartal II 2014 menjadi 6 persen di kuartal III 2014. Perlambatan terjadi di sektor konstruksi dan investasi di sektor nonbangunan.

Sebaliknya, pertumbuhan di Pulau Jawa di luar DKI Jakarta stagnan di 5,6 persen. "Faktor penguatannya di industri manufaktur," ujar Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement