Kamis 06 Nov 2014 16:33 WIB

Refinacing, Indosat Tawarkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Logo Indosat
Logo Indosat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Indosat Tbk melakukan penawaran umum sukuk ijarah berkelanjutan I Indosat tahap I 2014 dalam rupiah. Pengumpulan dana sukuk akan digunakan untuk pelunasan pinjaman yang dimiliki perusahaan dan pengembangan usaha.

Sukuk ijarah berkelanjutan I Indosat tahap I yang ditawarkan memiliki nilai maksimal Rp 300 miliar. Jangka waktu sukuk bervariasi antara tiga hingga tujuh tahun yang dibagi dalam tiga seri A, B, dan C.

Cicilan imbalan sukuk ijarah seri A sebesar ekuivalen 9-10 persen per tahun. Seri B besar ekuivalen antara 9,45-10,45 persen per tahun dan seri C besar ekuivalen 9,65-10,65 persen per tahun. Cicilan dibayarkan setiap triwulan sejak tanggal emisi.

Objek ijarah adalah hak manfaat atas sebagian kapasitas dari jaringan yang digunakan perseroan untuk penyelenggaraan layanan multimedia, komunikasi data, dan internet (MIDI) Indosat.

Hasil pemeringkatan efek utang jangka panjang oleh Fitch Ratings Indonesia, obligasi dan sukuk ijarah Indosat mendapat peringkat AAA(idn) untuk obligasi dan sukuk ijarah. Sukuk ijarah Indosat mendapat peringkat idAAAsy dari Pefindo.

Presiden Direktur dan CEO Indosat Alexander Rusli mengatakan fokus refinancing memang pada utang 650 juta dolar AS. Nilai penawaran sukuk ijarah Indosat memang lebih kecil dibandingkan obligasi yang juga ditawarkan bersamaan yakni Rp 2,2 triliun.

''Perbedaan besaran ini dilihat dari mana yang serapannya lebih baik. Ini juga rekomendasi under-writer,'' kata Alexander, Kamis (6/11).

Sebagai salah satu under-writer emisi, Director & Head of Structured Finance Mandiri Sekuritas, Teguh Wirahadikusumah mengaku pasar modal syariah memang berkembang. Tapi pasar modal syariah tidak sebagus konvensional.

Penetapan porsi syariah memang berdasarkan demand, bukan by design. ''Obligasi yang dikeluarkan memang lebih kecil karena memang kemampuan daya serapnya lebih rendah dari konvensional. Nilainya tidak turun, tapi mungkin daya serap investor syariah mungkin sudah penuh,'' tutur Teguh.

Ia menyebut di Malaysia, Kuala Lumpur menjadi pusat keuangan untuk pasar syariah karena pemerintahnya fokus. Sementara Financial hub konvensional sudah banyak, di Asia ada Hong Kong dan Singapura. Tapi syariah, belum ada dan Malaysia fokus di sana.

Bank Sentral Malaysia ada konvensional dan syariah, begitu pula kliring dan manajer investasi. Emiten yang mau mengeluarkan surat utang syariah dapat insentif. Investor asing hanya boleh menguasai 30 persen pasar konvensional, sementara syariah boleh 100 persen.

Bookbuilding akan berlaku mulai 6 November 2014 hingga 20 November 2014. Indosat mengarapkan tanggal efektif akan didapatkan pada 2 Desember 2014 sehingga pencatatan di bursa dapat dilakukan pada 11 Desember 2014 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement