Senin 03 Nov 2014 16:35 WIB

Bukan Lagi Soal 'Satu Cina' (2-habis)

Seorang warga Taiwan melintas di Guangtai Rd, Pingzhen City, Taoyuan.
Foto: Republika/Chairul Akhmad/ca
Seorang warga Taiwan melintas di Guangtai Rd, Pingzhen City, Taoyuan.

REPUBLIKA.CO.ID, Berdasarkan data Taipei Economic and Trade Office (TETO) Indonesia, pada 2013, nilai perdagangan antara Taiwan dan Indonesia mencapai 12,5 miliar dolar AS.

Taiwan kini merupakan mitra dagang terbesar nomor sembilan bagi Indonesia. Rata-rata setiap tahun Taiwan mengekspor produk senilai 5 miliar dolar AS ke Indonesia.

Di lain pihak, Taiwan mengimpor barang dari Indonesia senilai 7 miliar dolar AS. “Artinya, tiap tahun, Indonesia mendapatkan surplus neraca perdagangan dengan kami sebesar 2 miliar dolar AS. Ini berlangsung dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,” ungkap Direktur Divisi Ekonomi Taipei Economic and Trade Office (TETO) Indonesia, YC Tsai.

Produk utama yang diekspor Taiwan ke Indonesia antara lain yang berhubungan dengan bahan bakar (biodisel), petrokimia, baja, dan produk teknologi informasi komunikasi. Ekspor produk bahan bakar dan baja Taiwan mencapai 40 persen dari total ekspor ke Indonesia.

Begitu pula dengan investasi. Hingga Juli 2014, akumulasi nilai investasi Taiwan di Indonesia mencapai 16,6 milar dolar AS. “Melihat nilai perdagangan dan investasi Taiwan tersebut, saya kira hubungan ekonomi antara Taiwan dan Indonesia terus berkembang,” sambung Tsai.

Melihat hubungan ekonomi yang berjalan baik selama ini, Tsai berharap kondisi ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebagai pengusaha yang kerap melakukan hubungan bisnis dengan Taiwan, Jokowi dinilai sangat memahami apa yang dibutuhkan oleh kedua negara.

“Saya kira pemerintahan Indonesia yang baru di bawah kepemimpinan beliau akan lebih pragmatis dan fleksibel,” kata Tsai. “Kami berharap kerja sama ekonomi dengan Indonesia akan semakin baik dan bergerak lebih cepat.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement