Ahad 02 Nov 2014 17:21 WIB

Hadapi MEA, Masih Ada Waktu Cukup untuk Konsolidasi Perbankan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Indira Rezkisari
Petugas melayani nasabah di salah satu Banking Hall BNI Syariah, Jakarta, Senin (4/8). (Republika/Adhi Wicaksono)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Petugas melayani nasabah di salah satu Banking Hall BNI Syariah, Jakarta, Senin (4/8). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jauhnya perbandingan aset bank nasional dengan bank-bank asing di kawasan ASEAN menuntut adanya konsolidasi perbankan oleh pemerintan. Ini menjadi penting mengingat Indonesia akan segera menghadapi persaingan bebas ASEAN melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Chairman MECODEstudies Mangasa Augustinus Sipahutar memandang cepat atau lambatnya proses konsolidasi perbankan tergantung pada target yang dibebankan pemerintah. Target waktu itu pun hendaknya jangan diserahkan kepada direksi bank-bank.

''Konsolidasi perbankan tidak sulit sepanjang tidak ada politisasi,'' kata Mangasa, beberapa waktu lalu. Kekuatan bank BUMN yang saat ini masih tersebar di beberapa bank perlu disatukan sehingga bank BUMN bisa unjuk gigi. Apalagi semua core bisnis perbankan sama sehingga tidak perlu dikotomi.

Mangasa mengimbau pemerintah untuk menyiapkan payung hukum dan kerangka waktu ideal untuk proses konsolidasi. Waktu lima tahun tersisa menuju MEA di sektor perbankan pada 2020 perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperkuat perbankan nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement