REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam laporan kinerjanya, PT Astra Internasional Tbk (Perseroan) mencatat peningkatan laba bersih delapan persen menjadi Rp 14,492 triliun dari Rp 13,464 triliun di tahun sebelumnya untuk periode yang sama. Keuntungan ini didukung peningkatan laba agribisnis, pertambangan, dan jasa keuangan.
Laba bersih per saham juga meningkat delapan persen dari Rp 333 pada September 2013 menjadi Rp 358 pada September 2014. Sementara pendapatan bersih perseroan hingga bulan ke sembilan 2014 mencapai Rp 150,582 triliun dari Rp 141,840 triliun di periode yang sama pada 2013.
Shareholders fund juga meningkat dari Rp 83,938 triliun di akhir tahun lalu menjadi Rp 90,506 triliun pada September 2014. Nilai aset bersih per saham tercatat juga naik delapan persen menjadi Rp 2.236 pada akhir September 2014.
''Kinerja Grup Astra secara umum cukup memuaskan meski masih menghadapi kompetisi ketat kendaraan bermotor dan turunya harga batu bara,'' ungkap Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto, Kamis (30/10).
Peningkatan laba bersih konsolidari didukung peningkatan kinerja divisi agribisnis, kontraktor penambang dan jasa keuangan. Agribisnis berkontribusi 107 persen menjadi Rp 1,5 triliun, alat berat dan pertambangan 40 persen menjadi Rp 4,9 triliun, dan jasa keuangan 14 persen.
Sementara laba divisi otomotif turun akibat penurunan marjin sektor kendaraan roda empat. Kontribusi penurunan divisi otomotif sebesar 14 persen membuat sebagian laba terkoreksi.
Divisi penjualan alat berat juga meningkat meski tidak siginifikan karena adanya peningkatan penjualan suku cadang dan jasa purna jual. Meski penjualan alat berat juga sedikit menurun akibat melemahnya harga batu bara.
Penjualan mobil Astra secara nasional juga turun satu persen, tapi penjualan sepeda motor meningkat sembilan persen. Jumlah permbiayaan dari bisnis pembiayaan otomotif Astra meningkat 11 persen.
Kontrak produksi batu bara meningkat 15 persen sementara pengerjaan pemindahan tanah (overburden removal) turun lima persen. Penjualan CPO memang turun sembilan persen, tapi 144 ribu ton olein berhasil dijual sepanjang sembilan bulan pertama 2014 ini.
Penjualan mobil Astra turun satu persen menjadi 476 ribu unit yang menyebabkan pangsa pasar turun dari 53 persen menjadi 51 persen. Penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor (AHM) naik sembilan persen menjadi 3,8 juta unit dan pangsa pasar naik dari 60 persen menjadi 63 persen.
Volume penjualan suku cadang PT Astra Otoparts Tbk (AOP) meningkat 18 persen meski laba bersihnya naik tipis menjadi Rp 643 miliar. Setelah turun 14 persen, laba bersih divisi otomotif menjadi Rp 5,9 triliun.
Laba bersih divisi jasa keuangan meningkat 14 persen menjadi Rp 3,8 triliun. Total pembiayaan otomotif Astra meningkat 11 persen menjadi Rp 48 triliun.
Divisi infrastruktur, logistik dan lainnya mengalami penurunan laba 26 persen menjadi Rp 252 miliar dan divisi teknologi informasi meningkat labanya 33 persen menjadi Rp 134 miliar.