Kamis 30 Oct 2014 13:08 WIB

Duh Mundur lagi, BTN Syariah 'Lahir' Tiga Tahun Lagi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Aktivitas pelayanan dibanking hall salah satu kantor cabang Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah di Jakarta, Jumat (15/8).
Foto: Republika/Prayogi
Aktivitas pelayanan dibanking hall salah satu kantor cabang Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah di Jakarta, Jumat (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN memilih tetap memisahkan diri (spin off) dari induknya sesuai rencana bisnis bank (RBB) yaitu tahun 2017. Padahal  kinerja keuangannya relatif terus meningkat.

Managing Director Finance,IT, dan syariah Bank BTN Hulmansyah mengakui, UUS BTN memang sudah siap spin off kalau dilihat secara administrasi dan strategi bisnis. “Tetapi RBB kami kan menargetkan UUS Bank BTN spin off tahun 2017. Lagipula kami harus menyiapkan tiga hal yaitu jaringan teknologi informasi (TI), sumber daya manusia (SDM), dan fokus strategi bisnisnya,” ujarnya kepada ROL, Kamis (30/10).

Saat ini, kata dia, jumlah SDM di BTN syariah sebanyak 800 orang. Pihaknya kini tengah giat menjaring SDM baru dan berkualitas di bidangnya. Rencananya, hingga saat spin-off nanti, jumlah SDM dapat bertambah menjadi 1.000 orang.

Pihaknya juga menargetkan aset UUS Bank BTN dapat bertambah menjadi Rp 20 triliun saat spin off nanti. Per triwulan III 2014, aset UUS Bank BTN sebesar Rp 10,53 triliun atau tumbuh 18,87 persen dari posisi periode yang sama tahun 2013.

Pihaknya juga menargetkan jumlah modal juga meningkat dan menjadi Rp 2 triliun saat spin off. Saat ini modal yang dimiliki UUS Bank BTN sebesar Rp 1 triliun. Namun jika UUS BTN belum mampu mengumpulkan aset dan modal sesuai target, maka spin off tetap dilakukan.

“Karena tercukupi atau tidak, UUS memang harus spin off maksimal tahun 2023. Jadi kami akan spin off 2017,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, spin off memang baru dilakukan tiga tahun lagi karena untuk memberikan waktu kepada UUS untuk mempersiapkan diri. “Jadi untuk menentukan spin off tidak hanya sekadar spin off, tetapi juga meringankan beban induknya. Jadi UUS ini bisa berkembang, bahkan langsung berlari,” ujarnya.

UUS Bank BTN berhasil mencatatkan kinerja keuangan positif per triwulan III 2014 yaitu aset yang tumbuh 18,87 persen atau sebesar Rp 10,53 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Maryono memuji, meski UUS BTN masih dalam bentuk unit dan baru sembilan tahun berdiri, tetapi pertumbuhannya masih cukup baik.

Selama 2014 hingga bulan September, aset UUS BTN melonjak 42 persen (year on year). Begitu juga dengan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat 20-30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara kinerja UUS Bank BTN dari sisi aset tumbuh 18,87 persen menjadi sebesar Rp 10,53 triliun dibandingkan triwulan III 2013. DPK juga meningkat menjadi Rp 7,906 triliun atau tumbuh sebesar 18,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara pembiayaan mencapai Rp 9,137 triliun atau tumbuh 22,75 persen dibandingkan posisi yang sama tahun 2013.

Namun ia mengakui laba UUS Bank BTN mengalami penurunan. Jika per triwulan III 2013 laba UUS Bank BTN mampu meraih Rp 150 miliar, kini harus turun menjadi Rp 135 miliar. Penurunan laba ini diakuinya terjadi akibat kondisi ekonomi makro karena pengetatan likuiditas sehingga cost of fund meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement