Rabu 29 Oct 2014 15:45 WIB

Permudah Akses ke Pasar Modal, KSEI Siapkan Tiga Rencana

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dirut KSEI Heri Sunaryadi (kiri) dan Direktur Treasury, Financial Institutions and Special Asset Management Bank Mandiri Royke Tumilaar (kanan) serta disaksikan Kepala Eksekutif Pengawas OJK Nurhaida di Jakarta, Senin (1/9). (Foto: Yasin Habibi/ Republika)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Dirut KSEI Heri Sunaryadi (kiri) dan Direktur Treasury, Financial Institutions and Special Asset Management Bank Mandiri Royke Tumilaar (kanan) serta disaksikan Kepala Eksekutif Pengawas OJK Nurhaida di Jakarta, Senin (1/9). (Foto: Yasin Habibi/ Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dalam upaya mendukung pendalaman pasar yang digalakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan telah dan akan melanjutkan tiga rencana yang diharapkan bisa memudahkan dunia investasi Indonesia.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) KSEI, Direktur Utama KSEI, Heri Sunaryadi, memaparkan tiga rencana besar pengembangan infrastruktur pasar modal yang diprakarsai KSEI. Rencana kerja ini ditargetkan akan dilaksanakan ???? KSEI pada tiga tahun mendatang dan saling berhubungan satu sama lain.

''Secara umum, inisiatif strategis ini bertujuan untuk mendukung program pendalaman pasar yang diupayakan OJK. Agar investor serta pelaku pasar lebih mudah dan nyaman bertransaksi,'' kata Heri, Selasa (28/10).

Rencana pertama KSEI adalah pengembangan Central Depository and Book Entry Settlement System Next Generation (C-BEST Next-G). Beberapa waktu lalu, KSEI telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan vendor terpilih asal Amerika, Nasdaq OMX untuk pengerjaan proyek itu.

Meski kapasitas C-BEST yang ada saat ini masih dapat memenuhi penyelesaian transaksi efek di pasar modal hingga 3.000 transaksi per menit, namun sistem ini dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan hingga tiga juta investor dengan kapasitas yang meningkat hingga lebih dari enam kali lipat.

Setelah peresmian tersebut, pengembangan C-BEST Next-G tahap selanjutnya adalah adaptasi teknologi X-Tream Technology milik Nasdaq OMX sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.

C-BEST Next-G juga akan ditambahkan beberapa fitur yang nantinya dapat mengakomodir message dengan format SWIFT ISO 20022 yang berlaku internasional. Ini akan memudahkan KSEI melakukan cross border settlement dengan negara lain.

Ini semua diharapkan dapat meningkatkan peran KSEI sebagi central securities depository Indonesia di tingkat regional. Berdasarkan rencana, proyek pengembangan C-BEST Next-G ditargetkan tuntas dan dapat beroperasi pada Desember 2016.

Kerja sama pengembangan infrastruktur pasar modal anara KSEI dengan Korea Securities Depository (KSD) untuk mengembangkan sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di Indonesia juga sudah disepakati September lalu di Bali. Kerja sama ini didasarkan pada adanya kebutuhan sistem terpusat untuk penyederhanaan alur bisnis di pasar reksa dana.

Saat ini para pelaku di industri reksa dana seperti agen penjual, manajer investasi, bank kustodian termasuk perusahaan efek masih saling terhubung dengan cara yang beragam dengan sistem yang dikembangkan masing-masing.

''Sistem terpusat perlu dikembangkan, karena sampai saat ini masih banyak proses yang dilakukan manual sehingga tidak efisien dari segi biaya. Pengembangan Sistem pengelolaan investasi dapat memfasilitasi pertumbuhan supply and demand di pasar reksa dana,''ungkap Heri.

Heri juga berharap, diterapkannya Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa sana, meningkatkan porsi kepemilikan lokal di pasar modal Indonesia sekaligus meningkatkan likuiditas transaksi efek yang menjadi portofolio reksa dana.

Fokus ketiga KSEI adalah pengembangan AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) Financial Hub untuk memberikan kemudahan akses dan aktivitas investasi bagi investor hingga ke pelosok. Pengembangan ini didasarkan pada penerapan Single Investor Identification (SID) yang telah menjadi kewajiban bagi investor pasar modal Indonesia sejak tahun 2012.

Dalam tahapan pengembangan AKSes Financial Hub, beberapa tahapan pengembangan telah dilaksanakan, antara lain penerapan Static Data Investor sejak akhir tahun 2013, serta terkoneksinya data SID dengan database kependudukan Republik Indonesia melalui kerja sama KSEI dan Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil), Kementerian Dalam Negeri.

Tahapan selanjutnya adalah pemberian nomor SID kepada pemilik investasi kolektif, seperti reksa dana, dan instrumen invetasi kolektif sehingga dapat terbentuk gambaran investor di pasar modal secara keseluruhan.

Perluasan akses dan jaringan ke pelosok masih diupayakan melalui kerja sama dengan industri perbankan. Untuk itu, KSEI berencana untuk melakukan kerja sama untuk penambahan jumlah Bank Pembayaran dan Bank Administrator RDN, yang pada nantinya juga dapat diterapkan kerja sama pengembangan Co-Branding Fasilitas AKSes dengan jaringan ATM bank tersebut.

Heri menjelaskan, ketiga rencana kerja tersebut akan dilakukan sebagai bentuk dukungan konkrit KSEI terkait program OJK untuk mewujudkan pendalaman pasar. Pendalaman pasar dapat dicapai dengan meningkatkan sisi supply yaitu jumlah emiten dan produk, sisi demand dengan meningkatkan jumlah investor, pengembangan infrastruktur serta peraturan-peraturan pendukungnya.

''Ketiga program pengembangan infrastruktur tersebut merupakan suatu keseluruhan yang saling terkait dan tidak bisa berdiri sendiri. Hal ini tidak bisa lagi kita tunda pengembangannya karena bila nanti terwujud pendalaman pasar dengan makin banyak dan beragamnya produk pasar modal, peningkatan jumlah investor dan likuiditas transkasi di pasar modal, kita sudah siap dengan infrastruktur yang memadai,'' tutur Heri.

Ia berharap pada 2018 keseluruhan pengembangan telah dapat diimplementasikan guna memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi investor.

Selain fokus pengembangan pada tiga rencana kerja besar, kegiatan operasional perusahaan yang baik dan lancar juga menjadi perhatian KSEI, agar dapat memberikan kenyamanan bagi pelaku pasar.

Dari sisi internal, akan dilakukan pengembangan SDM untuk menunjang pengembangan kualitas kerja karyawan. Sebagai jaminan bahwa data dan informasi yang tersimpan terjaga keamanannya, KSEI melakukan evaluasi ISO 27001:2005 tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI). Sistem ini juga akan di-upgrade menjadi versi 27001:2013 sebagai upaya untuk meningkatkan mutu layanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement