Senin 27 Oct 2014 11:41 WIB

Kuartal III 2014, Aset BNI Syariah Tumbuh 31,48 Persen

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
 Petugas melayani nasabah di kantor layanan BNI Syariah, Jakarta, Selasa (19/8). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas melayani nasabah di kantor layanan BNI Syariah, Jakarta, Selasa (19/8). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aset BNI Syariah per semester ketiga tahun 2014 berhasil tumbuh 31,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Presiden Direktur BNI Syariah Dinno Indiano bersyukur, kinerja BNI Syariah di semester ketiga 2014 berjalan baik meskipun Indonesia sedang dilanda hiruk pikuk pemilihan umum (pemilu) 2014.

Dia menyebutkan, beberapa indikator berjalan sesuai rencana. Termasuk profitabilitas tercapai sebesar Rp 103,93 miliar atau naik sebesar 19,93 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 86,66 miliar. 

Kemudian aset juga tumbuh sebesar 31,48 persen dari tahun sebelumnya dengan posisi total aset per September 2014 sebesar Rp 18,48 triliun.

“Pertumbuhan aset didorong oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 33,30 persen dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 36,24 persen dari tahun sebelumnya,” katanya saat pemaparan kinerja keuangan Kuartal III 2014 BNI Syariah di Jakarta, Senin (27/10).

Dari total pembiayaan sebesar Rp 14,08 triliun, sebagian besar merupakan pembiayaan konsumtif cabang 52,68 persen. Kemudian disusul pembiayaan produktif cabang 22,26 persen, pembiayaan komersial 14,93 persen, pembiayaan mikro 7,27 persen, dan pembiayaan kartu Hasanah Card 2,87 persen.

Untuk pembiayaan konsumtif cabang tersebut sebagian besar merupakan pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) Griya iB Hasanah sebesar 83,18 persen. Sementara itu pertumbuhan DPK meningkat sebanyak 36,24 persen dari tahun sebelumnya atau tumbuh sejumlah Rp 3,97 triliun.

Dengan pertumbuhan giro 28,25 persen, tabungan 18,42 persen, dan deposito 54,75 persen, dengan rasio tabungan dan giro (CASA) sebesar 48,06 persen. “Pencapaian kinerja bisnis tersebut tetap memperhatikan perbaikan kualitas pembiayaan dimana pembiayaan bermasalah (NPF) gross turun menjadi 1,99 persen dari tahun sebelumnya 2,06 persen,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement