Jumat 24 Oct 2014 16:10 WIB

'Meski Jokowi Presidennya, Kenaikan BBM Pasti Ditolak Rakyat'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Seorang kakek menunggu antrean pengisian BBM dengan membawa jeriken di SPBU Anjatan, Indramayu, Selasa (26/8).(Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang kakek menunggu antrean pengisian BBM dengan membawa jeriken di SPBU Anjatan, Indramayu, Selasa (26/8).(Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencananya pemerintah Jokowi-JK akan menaikkan harga BBM pada November ini. Menanggapi hal itu,  Pengamat Politik dari LIPI Siti Zuhro mengatakan, setiap kenaikan BBM senantiasa ditanggapi secara kritis oleh rakyat. Pada dasarnya masyarakat sangat resisten terhadap rencana kenaikan harga BBM, Jumat, (24/10).

Siapapun pemimpinnya, ujar Siti, kenaikan harga BBM akan ditolak rakyat. "Seperti yang sudah-sudah rakyat akan menanggapi negatif dan kecewa kepada pemerintah karena dianggap tidak berpihak pada mereka,"ujarnya.

Kenaikan harga BBM, kata Siti, tak hanya berarti kenaikan tarif transportasi. Namun juga kenaikan harga-harga kebutuhan pokok.

Inilah, ujar Siti, yang membebani rakyat. Meskipun misalnya pemerintah berusaha meyakinkan rakyat yang kurang beruntung bahwa kenaikan harga  BBM untuk menyejahterakan mereka, hal ini masih perlu bukti nyata.

"Atas dasar apa rakyat diuntungkan dengan kenaikan harga BBM. Ini harus dijawab pemerintah,"kata Siti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement