REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Setelah 25 tahun berhenti menjual produknya ke Iran, Boeing kembali menjual suku cadang. Boeing dikabarkan menjual suku cadang pesawat ke Iran Air. Transaksi pertama dilakukan dengan penerbangan Iran sejak kasus penyanderaan pada 1979.
Pihak Boeing mengungkapkan penjualan suku cadang kali ini bernilai 120 ribu dolar AS. Ditandai dengan berakhirnya 35 tahun kevakuman bisnis di antara dua perusahaan, disebabkan sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat.
“Selama kuartal ketiga tahun 2014, kami menjual manual pesawat, gambar dan bagan navigasi, serta data ke Iran Air,” kata Boeing dalam laporan pertigabulanannya, seperti dilansir dari AFP, Jumat, (24/10). Dalam laporan tertulis, penjualan tersebut menghasilkan laba kotor sebesar USD 12 ribu.
Pada April lalu, pemerintah AS mengluarkan izin yang memperbolehkan Boeing, menyediakan suku cadang yang diperlukan dalan waktu terbatas. Tujuannya untuk keselamatan ke Iran.
Kini, Boeing masih dilarang menjual pesawat baru ke Iran. Izin penjualan itu dikeluarkan Departemen Keuangan AS, dalam konteks perjanjian. Sedangkan antara beberapa negata adidaya dan Iran, terkait program nuklir yang ditandantangani bulan November 2013.
Boeing menyebutkan, suku cadang pesawat buatannya dibeli Iran sesuai dengan arahan dari pemerintah Amerika Serikat terkait perundingan yang masih terus berlangsung. Perusahaan itu juga mengatakan pihaknya mungkin akan menjual lebih banyak lagi suku cadang ke Iran Air di waktu mendatang.