REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih mengatakan hampir mustahil bagi Indonesia untuk bisa mencapai swasembada gula. Menurut dia, ketergantungan Indonesia terhadap gula impor sudah sangat tinggi sehingga akan menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi Menteri Pertanian yang akan datang.
Bungaran menyayangkan dibukanya keran impor gula rafinasi yang mengakibatkan tersisihnya gula lokal. Selama Indonesia masih menggantungkan pemenuhan gula industri dari impor, swasembada akan sulit dicapai. “Kalau konsepnya masih seperti itu jangan mimpi kita bisa swasembada gula,” kata Bungaran kepada ROL, Selasa (21/10) di Jakarta.
Menurut Mentan di era Presiden Megawati ini, masalah gula terletak pada produktivitas tanaman tebu yang rendah. Pemenuhan gula dari produksi dalam negeri hanya tercapai jika produktivitas tebu di Jawa mampu menyamai produktivitas tebu di Lampung.
Ia mengenang, pada masa kepemimpinannya pihaknya menyediakan subsidi sebesar Rp 350 miliar untuk pengadaan bibit dan bongkar ratoon. Program bongkar ratoon yang diluncurkan oleh pemerintah pada 2003 bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tebu guna meningkatkan produksi gula nasional. Program ini dilatar belakangi oleh menurunnya produksi gula nasional yang disebabkan oleh bahan baku tebu yang bermutu rendah.