Jumat 10 Oct 2014 14:46 WIB

Gandeng Investor Demi Kembangkan Industri Nias

A man demonstrates his stone jump in Bawomataluo, South Nias. (illustration)
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
A man demonstrates his stone jump in Bawomataluo, South Nias. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Nias Sokhiatulo Laoli mengundang para investor untuk mengembangkan beragam industri yang hingga kini masih belum ada di kawasan Pulau Nias, Sumatera Utara.

"Ada banyak peluang investasi di Nias," kata Sokhiatulo Laoli dalam acara Penandatanganan Kesepakatan bersama Kementerian Perhubungan-Pemkab Nias tentang Pengembangan Bandara Binaka di Kemenhub, Jakarta, Jumat (10/10).

Menurut dia, sejumlah investasi yang masih belum berkembang di pulau tersebut antara lain adalah industri pengolahan hasil pertanian seperti kakao dan industri pengalengan ikan apalagi mengingat jumlah komoditas perikanan sangat banyak.

Sedangkan di jasa, ia mengemukakan bahwa terdapat investasi seperti untuk sektor perhotelan dan pariwisata yang juga terkenal di Nias.

Bupati Nias juga menjamin adanya komitmen dari pemerintah daerah setempat untuk mengurus investasi perizinan.

"Investor akan diberikan pelayanan yang prima dan jaminan kemudahan berusaha," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemenhub Santoso Edy Wibowo mengatakan, investasi di suatu daerah akan maju bila para investor yang berdatangan ke sana benar-benar dapat diberikan kemudahan dalam perizinan.

Selain itu, ujar Santoso, diperlukan juga kerja sama dari berbagai pihak seperti dalam mengeluarkan kebijakan investasi harus ada kemauan baik dari pihak pemerintah maupun DPRD.

Sebagaimana diperoleh dari ensiklopedia dunia maya Wikipedia, penghasilan utama penduduknya sebagian besar masih mengandalkan dari hasil pertanian.

Nias memiliki luas lahan potensial mencapai 81.389 hektare yang terdiri dari sawah 22.486 hektare dan lahan kering 58.903 hektare.

Namun, potensi yang dimiliki itu belum memberikan hasil maksimal untuk mampu mencapai swasembada pangan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement