Rabu 08 Oct 2014 19:35 WIB

IHSG, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Seorang jurnalis mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (22/7).
Foto: antara
Seorang jurnalis mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kondisi indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terkoreksi di akhir perdagangan Rabu (8/10) memang dipengaruhi kondisi dalam negeri. Lebih dari itu, IHSG terseret buruknya sentimen global.

Analis ekonomi Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan dibandingkan kisruh DPR pekan lalu dengan kisruh pemilihan ketua MPR hari ini, IHSG terkoreksi lebih dalam saat pemilihan pimpinan DPR.

Baca Juga

Ini menunjukkan masih adanya pengaruh sentimen politik terhadap kondisi pasar modal nasional. Tapi, peristiwa kali ini sudah relatif diantisipasi pelaku pasar.

Jeleknya IHSG hari ini juga diperburuk sentimen regional yang belum pulih. Setelah unjuk rasa di Hong Kong mereda, Global economy outlook yang diumumkan IMF kemarin malam jadi sumber sentimen negatif bursa internasional.

IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2015 akan turun menjadi 3,8 persen dari 4 persen tahun ini. Belum lagi pengetatan kebijakan moneter AS dengan rencana kenaikan suku bunga yang membuat Dow Jones ditutup di zona merah kemarin. Eropa juga diprediksi mengalami resesi yang berdampak pada perlambatan ekonomi.

Lana mengistilahkan IHSG hari ini sudah jatuh tertimpa tangga pula. ''Tapi IHSG masih lebih baik karena bukan yang terkoreksi paling dalam hari ini,'' kata Lana.

IHSG ditutup di level 4.958,52 setelah turun 74,32. Sementara indeks Nikkei terkoreksi 187,85 poin ke level 15.595,98. Indeks Hang Seng berakhir di level 23.263,33 setelah turun 159,19 poin. Indeks Straits Times juga turun 15,55 poin ke level 3.228,44.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo juga lebih melihat tekanan terhadap IHSG lebih karena sentimen regional dibanding nasional. Ia melihat posisi Joko Widodo sebagai presiden terpilih sudah tidak mungkin dibatalkan Koalisi Merah Putih.

''Kondisi politik sekarang justru harusnya membuat investor bersiap membeli saham karena tidak ada agenda politik besar lainnya ke depan,'' tutur Satrio.

Satrio mengungkapkan memang jika ada kombinasi buruk di regional dan kondisi dalam negeri tidak kondusif, aksi jual investor asing bisa tiga kali lebih besar dari keadaan normal.

Aktifitas invstor asing hari ini diwarnai aksi jual hingga Rp 2,772 triliun. Sementara aksi jual investor asing hanya Rp 2,540 triliun. Sementara investor domestik melakukan aksi jual dengan nilai Rp 2,547 dan aksi jual dengan nilai Rp 2,779 triliun.

''Kita tunggu apakah Dow Jones akan berubah setelah pengumuman dari FOMC Minute,'' kata Satrio. Jika setelah pengumuman itu membuat Dow Jones rebound, IHSG dan indeks regional pun berpotensi technical rebound.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement