Kamis 02 Oct 2014 18:01 WIB

Politik Dalam Negeri Perburuk Sentimen Pasar

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Seorang jurnalis mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (22/7).
Foto: antara
Seorang jurnalis mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kondisi politik dalam negeri jadi faktor penyumbang sentimen negatif pasar modal yang membuat IHSG melemah hingga lebih dari 100 poin selain karena faktor global seperti pelemahan ekonomi Eropa.

Analis ekonomi Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan pelemahan IHSG hingga 2,7 persen tidak terlalu mengejutkan karena kondisi serupa juga dialami indeks di semua emerging market dan regional seperti Nikkei dan Hang Seng. Hingga akhir pekan ini Lana memprediksi IHSG bisa turun di bawah 5.000 dan berada di kisaran 4.920.

Baca Juga

Keputusan Bank Sentral Eropa dalam satu dua hari ini dalam menyikapi kondisi ekonomi Eropa diharapkan bisa jadi pemicu sentimen positif. Namun, Lana sendiri tidak terlalu yakin kondisi politik dalam negeri yang belum kondusif bisa ikut mendorong sentimen investor terhadap pasar modal nasional.

''Jika pengumuman RAPBNP 2015 nanti bisa diterima DPR yang baru dan bisa diselesaikan dalam sebulan, ada harapan IHSG biasa kembali naik,'' kata Lana, Kamis (2/10). Susunan kabinet pemerintahan Jokowi-JK dinilai Lana cenderung menghasilkan sentimen netral.

Termasuk, ucap dia, jika pejabat di kementerian strategis diduduki orang-orang yang belum dikenal. ''Pasar akan menunggu dulu apakah mereka bisa membuktikan kinerjanya,'' kata Lana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement