Rabu 01 Oct 2014 07:11 WIB

Rupiah Semakin Tertekan

Rep: Satya Festiani/ Red: Erdy Nasrul
Calon jamaah haji menukarkan uang rupiah dipenukaran asrama haji, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (18/9).(Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Calon jamaah haji menukarkan uang rupiah dipenukaran asrama haji, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (18/9).(Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin tertekan. Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah pada Selasa (30/9) ditransaksikan pada Rp 12.212 per dolar AS, melemah dibandingkan hari sebelumnya yang ditransaksikan pada Rp 12.120 per dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Statistik Hendy Sulistiowati mengatakan, nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh kondisi pasar. "Seminggu ini tertekan karena beberapa faktor terakhir," ujar Hendy, Selasa (30/9).

Faktor tersebut berasal dari eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah rencana normalisasi kebijakan the Fed yang akan mempercepat kenaikan suku bunga atau Fed Fund Rate. Sedangkan faktor internal adalah kondisi politik dan masalah defisit transaksi berjalan. "Hal itu mempengaruhi investor," ujarnya.

Hendy mengatakan, nilai tukar dibentuk oleh inflow dan persepsi investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan II-2014, Indonesia mencatatkan net kewajiban sebesar 403 miliar dolar AS atau 47,9 persen dari PDB. Posisi tersebut meningkat 1,8 persen dari posisi akhir triwulan I yang sebesar 395,9 miliar dolar AS atau 46,3 persen dari PDB.

Peningkatan net kewajiban didorong oleh surplus transaksi finansial sebesar 14,5 miliar dolar AS. Surplus transaksi finansial berasal dari outflow aset sebesar 2,1 miliar dolar AS dan inflow kewajiban sebesar 16,6 miliar dolar AS.

Surplus transaksi finansial tersebut mengakibatkan investasi asing di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan investasi Indonesia di luar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement