Rabu 24 Sep 2014 05:56 WIB

Bosan, Miliarder 'Yahudi' Rockefeller Beralih ke Energi Terbarukan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Julkifli Marbun
Energi Terbarukan
Foto: energy.gov
Energi Terbarukan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga Rockefeller, pengusaha minyak sukses yang membangun usaha mereka melalui Standard Oil di akhir abad 19, akan mengalihkan investasi mereka dari minyak fosil ke energi terbarukan.

Dalam pernyataan resminya, The Rockefeller Fund  mengalokasikan investasi 860 juta dolar AS untuk investasi baru mereka dengan memangkas alokasi dari investasi batu bara dan pasir minyak.

Salah satu ahli waris John D Rockefeller, Stephen Heintz mengatakan rencana ini seiring dengan keinginan leluhurnya.

"Kami yakin, jika John Rockefeller masih hidup dan melihat perkembangan bisnis masa depan, ia akan melakuan yang sama, berinvestasi di energi terbarukan," kata Heintz seperti dikutip The Telegraph, Senin (22/9).

Rockefeller tak hanya mempertimbangkan alasan ekonomi untuk investasi ini, tapi juga alasan moral. Mereka ingin menunjukkan komitmen mereka melawan perubahan iklim.

"Jadi bagian tanggung jawab moral kami untuk menjaga bumi tetap sehat," salah satu anggota keluarga Rockefeller, Valerie Rockefeller Wayne.

Rockefeller sedang fokus mengurangi alokasi investasi dari batu bara dan pasir minyak hingga kurang dari satu persen total fortofolio mereka di akhir 2014. Rockefeller mengakui, batu bara dan pasir minyak menjadi sumber emisi karbon terbesar.

Mereka mengaku tengah terus menganalisis investasi di energi fosil lain. Rockefeller juga akan bekerja sama dengan Departemen Investasi dan Dewan Komisioner untuk menentukan strategi investasi beberapa tahun mendatang.

The Rockefeller Brothers Fund mendeklarasikan diri menjadi anggota komunitas Divest-Invest Coalition. Komunitas internasional ini dibentuk 650 individu dan 180 lembaga yang mengivestasikan lebih dari 50 miliar dolar AS untuk sektor energi terbarukan.

Deklarasi ini didukung kelompok religius, organisasi kesehatan, dan universitas. Pengumuman ini dibuat sehari sebelum konferensi perubahan iklim digelar PBB, demikian dilansir BBC, Selasa (23/9).

The Guardian, Senin (22/9) melansir, mantar wakil presiden Al-Gore juga akan ikut berperan dan meyakinkan para pemimpin dunia atas makin tak pastinya masa depan investasi di minyak bumi dan batu bara.

Rockefeller merupakan co-founder perusahaan Standard Oil Company yang mengoperasikan perusahaan minyak besar dan melahirkan Exxon, Amoco, dan Chevron.

CEO Wallace Global Fund Beth Dorsey mengatakan Rockefeller Brothers Fund mengelola aset senilai 860 juta dolar. Sekitar tujuh persennya diinvestasikan ke minyak bumi.

Aksi Rockefeller ini menjadi simbol penting mengingat sejarah keluarga mereka. Tindakan ini juga membantu pengarus utamaan kampanye alih investasi yang lebih ramah lingkungan, yang selama ini didengungkan para aktivis.

Penelitian Harvard University dan Yale Univeristy juga menunjukkan energi terbarukan lebih menjanjikan keuntungan dan lebih berkelanjutan dibanding energi bumi saat ini.

Dorsey mengungkapkan apa yang dilakukan Rockefeller bukanlah isu lokal semata, tapi akan jadi landasan aksi finansial yang lebih kuat lagi nantinya.

Walaupun dikenal sebagai pengusaha berdarah Jerman-Amerika, banyak yang berpendapat bahwa keluarga Rockefeller mempunyai darah Yahudi Sephardik, khususnya dari kalangan Marrano Andalusia di Spanyol dan Portugal sekarang. Kaum Yahudi Marrano adalah mereka yang pindah agama tapi memegang teguh secara tersebunyi iman yang dianutnya.

Sebagaimana Yahudi, sisa-sisa Muslim Andalusia ada juga yang menjadi Kripto-Muslim dan dikenal dengan istilah Morisco.

 

Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement