REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Indonesia perlu melakukan transformasi perekonomian untuk mengembangkan kepercayaan dari pasar, kata Ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Edy Suandi Hamid.
"Hal itu perlu dilakukan karena selama ini kapasitas kelembagaan ekonomi di Indonesia dinilai masih lemah," katanya di Yogyakarta, Ahad (22/9).
Menurut dia, kapasitas kelembagaan itu meliputi peraturan, hak kepemilikan, tata kelola, organisasi birokrasi, sistem insentif, pengalaman terbaik, dan standar yang menopang aktivitas ekonomi secara efisien.
"Sistem kelembagaan yang baik mampu mengatasi kegagalan pasar yakni dengan mengatur eksternalitas, menciptakan skala ekonomi, dan menekan ketidakpastian informasi," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.
Ia mengatakan adanya kepastian informasi tersebut dapat menurunkan biaya transaksi sehingga mampu mendorong daya saing dan pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. "Kelembagaan yang baik, melalui otoritas moneter dan otoritas fiskal, juga dapat menjaga agar tingkat inflasi rendah, meminimalkan ketidakstabilan makroekonomi, dan mengendalikan krisis keuangan," katanya.
Selain itu, kelembagaan yang baik, misalnya asuransi dan dana pensiun, akan memberikan perlindungan sosial dan asuransi termasuk mengatur redistribusi pendapatan dan mengelola konflik yang mungkin terjadi.
Menurut dia, hal itu merupakan salah satu rekomendasi dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) kepada pemerintah baru. "Rekomendasi itu diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah baru yang akan mulai bekerja pada Oktober 2014," kata Edy.