REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG  --  PT Dirgantara Indonesia (Persero) akhirnya merampungkan kerja sama dengan Kementerian Pertahanan terkait pembelian tiga unit pesawat CN235 Patroli Maritim (Patmar).

Proses penyerahan pesawat ketiga (terakhir) berlangsung di Base Ops Puspenerbal Lapangan Udara Angkatan Laut Juanda, Kota Surabaya, Rabu (17/9). Nilai kontrak atas pembelian ketiga pesawat itu senilai 80 juta dolar AS. Kontrak pembelian pesawat tersebut berawal sejak 2009.

Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan ketiga pesawat CN235 itu disiapkan untuk kepentingan patroli maritim. CN235 Patmar dilengkapi dengan sistem untuk pencapaian misi (mission system), search radar (belly installation), electro optics system (FLIR/IRTV), tactical data system (mission console with high resolution/AMLCD), flight management system (FMS), video recorder, video hard copy recorder (color printer), modem/data link, inertial reference system/global positioning system (IRS/GPS) dan hand held camera. 

Dengan peralatan canggih itu, pesawat CN 235 Patmar dapat mendeteksi kapal-kapal yang berlayar di kepulauan Indonesia. ‘’Ini sangat penting perannya dalam melindungi kekayaan alam Indonesia utamanya kekayaan laut kita,’’ kata Budi dalam keterangan pers yang diterima Republika Online, Kamis (28/9). 

Budi mengatakan perairan Indonesia yang mencapai 70 persen dari seluruh wilayah sangat membutuhkan pesawat Patmar. Dia menegaskan, CN 235 Patmar dipastikan dapat menjadi andalan untuk kebutuhan tersebut. 

Kata Budi, mengingat tingginya kebutuhan pesawat untuk Patmar, maka saat ini pula PT DI sedang menyelesaikan pesanan CN 235 berikutnya dari Kementerian Pertahanan untuk TNI AL dan juga TNI AU. Pihaknya berupaya keras untuk menyelesaikan tepat pada waktunya.

Masih dikatakan Budi, kegiatan produksi pesawat itu berlangsung di pabrik pesawat terbang PT DI di Bandung.  Produk utama perusahaan ini adalah pesawat terbang, komponen struktur pesawat terbang, jasa perawatan pesawat terbang, dan jasa rekayasa. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika