Kamis 18 Sep 2014 16:33 WIB

Kemenperin Batasi Impor Kendaraan

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Esthi Maharani
Petugas mengamati mobil-mobil impor yang telah diturunkan dari kapal pengangkut di Tanjung Priok Car Terminal, Jakarta Utara, Kamis (3/4).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Petugas mengamati mobil-mobil impor yang telah diturunkan dari kapal pengangkut di Tanjung Priok Car Terminal, Jakarta Utara, Kamis (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian, mengklaim impor kendaraan yang diproduksi pabrik baru Mitsubishi Motors Corp (MMC) nanti, akan dibatasi sampai 20 persen saja. Pasalnya, kebutuhan mobil dalam negeri masih cukup tinggi.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, permintaan pasar dalam negeri akan kendaraan cukup tinggi. Dari pada, Indonesia mendatangkan kendaraan dari luar (impor), lebih baik produksi dalam negerinya di genjot.

"Termasuk nanti jika MMC sudah produksi. 80 persennya, kendaraan itu untuk mencukupi kebutuhan nasional," ujar Budi, kepada //Republika//, Kamis (18/9).

Ketimbang, kata dia, kebutuhan itu diisi oleh impor. Jika impor tinggi, jelas Indonesia akan dirugikan. Dari sisi industri saja jelek. Selain itu, nantinya pendapatan negara akan berkurang.

Akan tetapi, bila produsen kendaraan dalam negeri bisa mem//push// produksinya, maka dari sisi ekonomi sangat bagus. Tenaga kerja juga bisa mendapatkan upah yang tinggi, jika mereka terus memroduksi kendaraan tersebut.

"Dari pada kita menghidupi negara lain, lebih baik kita cukupi kebutuhan dalam negeri sendiri," ujarnya.

Budi menyebutkan, meskipun ada pembatasan ekspor untuk kendaraan baru yang dikeluarkan MMC nanti, sebenarnya angka ekspor mobil Indonesia pada 2013 jauh lebih tinggi ketimbang impor. Ekspor kendaraan itu mencapai 173 ribu unit. Sedangkan, impornya hanya 130 ribu unit.

Akan tetapi, jika dilihat dari nilainya, ekspor Indonesia nilainya rendah. Soalnya, kendaraan yang diimpor dari luar itu harganya mahal-mahal. Seperti, Lamborghini dan Ferrari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement