Senin 15 Sep 2014 12:50 WIB

Suswono: Sagu Berpotensi Gantikan Beras

Buruh angkut memanggul tepung ke sebuah truk saat bongkar muat tepung sagu di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/4).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Buruh angkut memanggul tepung ke sebuah truk saat bongkar muat tepung sagu di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah berjanji akan memberikan kemudahan fasilitas bagi industri sagu. Karena Indonesia adalah penghasil terbesar bahkan lebih dari 50 persen dari produksi sagu dunia.

Menteri Pertanian Indonesia, Suswono mengatakan, potensi sagu sangatlah luar biasa. Dia menjelaskan, Indonesia merupakan penghasil sagu terbesar di dunia.

Potensi sagu Indonesia seluas 1,4 juta hektare area (ha). Ternyata, potensi sagu Indonesia mencapai lebih dari 50 persen potensi pertanian sagu dunia yang hanya 2,2 juta ha.

“Kami bahkan sudah melakukan pengecekan dan tanaman sagu sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif dan bahan baku bioenergi,” katanya, Senin (15/9).

Sagu diakuinya sebagai substitusi pangan pengganti beras karena sagu menghasilkan pati kering sebagai sumber karbohidrat. Kemudian sebagai bahan baku bioenergi, sagu dapat diolah menjadi bioetanol dan dijadikan fiber.

Namun sayangnya, kata Suswono, potensi ini belum dikelola dengan baik. Kebutuhan pangan masyarakat Indonesia masih banyak menggantungkan konsumsi makanan pokok lain seperti beras dan gandum.

Padahal, komoditas beras dan impor seringkali dipenuhi dari impor. Hingga saat ini, pengembangan tanaman sagu juga masih sedikit dan lebih memilih fokus pada swasembada komoditas beras, daging, jagung, kedelai, hingga gula.

Sayangnya, dia melanjutkan, belum banyak industri yang mengolah sagu, baik sebagai bahan pangan maupun energi. “Padahal, potensi sagu sedemikian melimpah. Tentu potensi yang besar ini jangan disia-siakan karena secara ekonomi pasti menguntungkan,” katanya.

Untuk menstimulus supaya investasi sagu besar, dia melanjutkan, pihaknya akan melindungi pelaku usaha yang berinvestasi mengembangkan sagu karena mereka telah memberikan kontribusi bagi pembangunan Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement