Jumat 12 Sep 2014 16:51 WIB

Perbankan Bisa Jualan Pembiayaan Mikro di Luar Negeri

Rep: Satya Festiani/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad (kiri), dan Deputi Komisioner Manajemen Strategis 1B OJK, Lucky F.A. Hadibrata dalam Forum Group Discussion ASEAN, Jakarta, Jumat (12/9).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad (kiri), dan Deputi Komisioner Manajemen Strategis 1B OJK, Lucky F.A. Hadibrata dalam Forum Group Discussion ASEAN, Jakarta, Jumat (12/9).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan Indonesia dinilai kuat di bidang pembiayaan mikro dan retail. Kedua sektor tersebut dapat menjadi sektor unggulan bagi perbankan Tanah Air untuk berekspansi di luar negeri.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan untuk melirik pasar luar negeri. Hal itu dilakukan agar Indonesia tidak ketinggalan kereta dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Penetrasi sektor keuangan Indonesia ke wilayah ASEAN itu sangat minim," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, Jumat (12/9).

Muliaman mengatakan, terdapat beberapa sektor yang dapat menjadi fokus unggulan Indonesia, diantaranya adalah sektor mikro dan retail. Menurutnya, banyak negara-negara asing yang belajar ke Indonesia mengenai micro finance.

"Keterampilan-keterampilan pokok industri keuangan nasional itu perlu dijual agar kemudian bisa dimanfaatkan," ujarnya. Perbankan Indonesia juga dinilai kuat dalam pembiayaan ritel.

Ia mengatakan, dengan kemampuan tersebut, Indonesia pasti dapat bersaing dengan bank-bank besar ASEAN. Namun, kemampuan tersebut harus diimbangi dengan kelonggaran regulasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement