Selasa 02 Sep 2014 12:20 WIB

Kalau BBM Naik, Harus Ada Bahan Bakar Alternatif

Tampak banner yang menyinggung mobil mewah masih menggunakan BBM bersubsidi di salah satu SPBU.
Foto: nunu/dok republika
Tampak banner yang menyinggung mobil mewah masih menggunakan BBM bersubsidi di salah satu SPBU.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pakar Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Agus T Poputra, menegaskan harus ada bahan bakar alternatif murah, jika BBM bersubsidi akan dinaikkan atau dihapus.

"BBM subsidi boleh dihapus tapi harus ada dibuat bahan bakar alternatif yg cukup murah karena berat bagi rakyat jika langsung dihapus sekaligus," kata Agus, di Manado, Selasa.

Masyarakat menengah ke bawah, katanya, akan kesulitan jika BBM bersubsidi langsung dihapus, jadi perlu ada alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan warga.

Memang kalau melihat realisasi subsidi BBM sampai juni 2014, kata Agus, sudah hampir 49 persen. Itu belum termasuk pemakaian Lebaran barusan dan akhir tahun nanti.

Kemungkinan pemakaian subsidi melebihi kuota, katanya, dalam jangka pendek kenaikan harga satu-satunya cara untuk mencegah hal tersebut seandainya DPR menolak menambah kuota.

Seandainya dibuat pembatasan seperti baru-baru ini bisa menimbulkan gejolak di masyarakat.

Tapi, katanya, ke depan perlu dilakukan pengembangan energi alternatif dan regulasi sektor otomotif agar lebih banyak memproduksi kendaraan dengan bahan bakar non BBM.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement