Selasa 02 Sep 2014 01:21 WIB

Listrik Penyebab Terbesar Inflasi Agustus

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Esthi Maharani
Inflasi
Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Agustus sebesar 0,47 persen. Kenaikan tarif listrik menjadi penyumbang inflasi terbesar disusul bahan pangan, biaya pendidikan dan tarif angkutan kota.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmita Hadi Wibowo mengatakan kenaikan listrik yang dimulai Senin (1/9) juga akan mempengaruhi angka inflasi bulan September. Golongan pengguna listrik yang terpengaruh yaitu pemerintah, pelangan industri dan rumah tangga.

"Golongan lain sudah kena dampak kenaikan listrik duluan," kata Sasmita, Senin (1/9).

Berdasarkan pemantauan BPS, terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 113,05 pada Juli 2014 menjadi 113,58 pada Agustus 2014.

Inflasi terjadi karena naiknya indeks beberapa pokok pengeluaran. Kelompok yang mengalami kenaikan harga yaitu kelompok bahan makanan 0,36 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,52 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,73 persen; kelompok sandang 0,23 persen; kelompok kesehatan 0,33 persen. Kemudian kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengakami kenaikan IHK 1,58 persen.

Di sisi lain, kelompok transportasi,  komunikasi dan jasa keuangan menunjukan penurunan indeks sebesar 0,12 persen. Begitu pula dengan bawang merah, tarif angkutan kota dan tomat sayur.

Kepala BPS, Suryamin menambahkan pembatasan BBM tidak berdampak besar pada inflasi. Hal ini bisa terjadi karena pembatasan tidak dilakukan secara masal dan dalam waktu yang bersamaan.

"Kalau nanti masal, nanti baru terpengaruh," kata Suryamin.

Masyarakat masih mampu mengakses BBM secara penuh dari awal hingga pertengahan Agustus. Selain itu tarif angkutan juga tidak naik bulan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement