REPUBLIKA.CO.ID, BATAM – PT PLN (Persero) terus mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM). PT PLN Batam telah berhenti menggunakan solar sebagai bahan bakar pembangkit. Keuntungan perusahaan listrik pemerintah itu pun melejit hingga Rp 50 miliar per tahun.
Direktur Utama Bright PLN Batam Dadan Kurniadipura mengatakan, setelah beralih dari solar ke gas sebagai bahan bakar pembangkit, PLN Batam mencatat peningkatan keuntungan hingga Rp 50 miliar per tahun. Seluruh pembangkit listrik di Batam sudah tidak menggunakan BBM sebagai bahan bakar pembangkit. Dari 340 MW daya mampu yang tersedia, 110 MW atau 30 persen dihasilkan dari batubara dan sisanya 230 MW atau 70 persen dihasilkan dari gas.
“Tahun 2013, saya memulai program CNG gas, karena saat itu kita kelebihan pasokan gas. CNGnya kita gunakan untuk menggantikan bahan bakar pembangkit disekitar Batam yang masih menggunakan solar,” ujar dia, seperti dilansir Kementerian ESDM, akhir pekan lalu.
Menurut Dadan, pengurangan konsumsi BBM tersebut membantu pemerintah. Dia menargetkan, ke depannya, akan membuat gas alam cair (LNG). Pasalnya, pihaknya akan mendapatkan jatah gas tambahan untuk Tanjung Uncang. Jadi, PLN pusat akan ditawarkan untuk mengganti pembangkit dengan yang menggunakan LNG.
Pada 2015 mendatang, akan dibangun pembangkit listrik 190 MW di Batam berbasis PLTGU, karena pelanggannya belum ada maka pasokan gas yang tersedia akan dimanfaatkan untuk diolah menjadi CNG untuk menggantikan pembangkit-pembangkit listrik yang masih menggunakan solar.