Jumat 22 Aug 2014 06:33 WIB

Amkri: Desain Jadi Kunci Sukses Industri Furnitur di Pasar Global

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Julkifli Marbun
Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel rotan tahap akhir di salah satu pusat usaha penjualan mebel rotan di Jakarta, Senin (11/8).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel rotan tahap akhir di salah satu pusat usaha penjualan mebel rotan di Jakarta, Senin (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meningkatnya persaingan di antara produsen-produsen furnitur di pasaran dunia, menuntut para pelaku usaha mebel di Indonesia untuk menemukan cara agar bisa menghasilkan produk yang lebih kompetitif.

Salah satunya lewat pengembangan produk dengan desain unggul untuk menarik minat para konsumen global.Sekeretaris Jenderal Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri), Abdul Sobur mengatakan, industri furnitur Indonesia harus berubah dan bergerak ke depan melalui berbagai inovasi yang mampu memberikan nilai tambah untuk merebut pasar dunia.

“Kalau tidak begitu, produk mebel Indonesia akan kalah bersaing dengan produk negara-negara lain seperti Tiongkok yang harganya lebih murah,” ujarnya di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (21/8).

Saat ini, Indonesia menempati urutan ke-18 negara pengekspor mebel di dunia dengan nilai ekspor sebesar 1,8 miliar dolar AS pada 2013. Posisi ini masih di bawah Vietnam yang berada di peringkat ke-7 dan Malaysia yang menempati urutan ke-11 di dunia.

Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, kata Sobur, Amkri bekerja sama dengan Kemenperin telah berkomitmen untuk menstimulasi para pelaku usaha mebel dalam negeri untuk melahirkan produk-produk berkualitas dengan desain yang unggul.

Antara lain dengan menyelenggarakan //Indonesia Furniture Design Award// (IFDA) 2014 yang sudah dimulai sejak Maret lalu.

Dijelaskannya, IFDA adalah kompetisi desain furnitur tingkat nasional yang diikuti oleh para pelaku usaha mebel dalam negeri.

Ajang tahunan ini pertama kali digelar pada 2007. Ada beberapa aspek karya funitur yang dinilai para juri dalam lomba ini. Yaitu ergonomi, fungsi, nilai inovasi, ramah lingkungan (green orientation), serta estetika dan orientasi pasar.

Ia menambahkan, kompetisi tersebut diharapkan dapat melahirkan ide-ide desain baru yang bisa diterima masyarakat global, sehingga mampu memajukan pertumbuhan industri furnitur Indonesia. “Saat ini, desain menjadi unsur paling menonjol sekaligus kunci sukses untuk menang di pasar global,” imbuhnya.

Selain memberikan penghargaan kepada desainer mebel yang memiliki karya terbaik, kompetisi ini juga membuka kesempatan kerja sama antara pemerintah dengan para pelaku industri, sehingga karya terbaiknya dapat diproduksi secara komersial.

“Saat ini, dewan juri telah menetapkan 12 finalis terpilih dalam lomba ini.

Tahun depan, IFDA akan diadakan lagi untuk memberikan tantangan yang berbeda kepada para desainer. Ajang seperti ini bisa memberikan pengalaman dan wawasan baru mengenai seluk-beluk industri mebel di Indonesia.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement