Kamis 21 Aug 2014 13:00 WIB

Perbankan Kenakan Bunga Pinjaman Tinggi ke Pensiunan

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Suku bunga bank (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Suku bunga bank (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, selama ini pensiunan mendapatkan perlakuan khusus oleh perbankan nasional. Tidak sedikit dari mereka harus membayar bunga tinggi untuk memperoleh pendanaan dari perbankan.

"Bunga 59 persen luar biasa tingginya. Penyebabnya karena ada perlakuan khusus dari bank tertentu," kata Dahlan dalam sambutannya pada penandatanganan kerja sama pembentukan bank joint venture tiga BUMN di Gedung Taspen, Kamis (21/8).

Tingginya bunga pinjaman ini dinilai mencekik pensiunan. Pembentukan bank joint venture antara Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Pos Indonesia, dan PT Taspen diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada pensiunan yang masih memerlukan pendanaan usahanya. Apalagi, Taspen saat ini telah menerapkan asas keterbukaan sehingga tidak ada lagi perlakuan khusus yang pada akhirnya merugikan nasabah.

Direktur Utama Taspen Iqbal Lantaro mengakui memang ada salah satu bank mitra Taspen yang menerapkan bunga setinggi itu. Namun, hal tersebut tidak lagi terjadi dengan adanya perubahan sistem di dalam Taspen. "Kami sudah memperbaiki dalam sistem Taspen dan praktik seperti itu tidak ada lagi," kata Iqbal.

Saat ini, Taspen memiliki 49 bank mitra. Jumlah peserta yang menjadi anggota Taspen mencapai 6,8 juta orang. Peserta aktif sebanyak 4,4 juta orang dan pensiunan sebanyak 2,4 juta peserta.

Bank joint venture tiga BUMN ini diharapkan dapat memberikan pinjaman dengan bunga yang lebih baik kepada pensiunan. "Pensiunan dicas bunga sangat tinggi di pasar. Niat kita akan tawarkan lebih kompetitif dibandingkan bunga yang harus dibayarkan oleh pensiunan sekarang," kata Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement