Selasa 19 Aug 2014 19:20 WIB

Perajin Bata Terancam Bangkrut Akibat Solar Dibatasi

Solar bersubsidi (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Solar bersubsidi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  LEBAK -- Sejumlah perajin bata di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, terancam bangkrut akibat kebijakan PT Pertamina yang membatasi bahan bakar minyak jenis solar.

"Kami sudah tidak melakukan aktivitas lagi setelah adanya pembatasan solar dan pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tak melayani pembelian yang menggunakan dirigen," kata Karim, seorang perajin bata di Desa Narimbang Mulya Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa (19/8).

Ia mengatakan, sejak dua pekan terakhir ini kesulitan untuk mendapatkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Akibat kesulitan BBM itu terpaksa puluhan pekerja menganggur, karena tidak beroperasi untuk melakukan pencetakan bata. "Kami mencetak bata menggunakan peralatan mesin diesel dan setiap hari memakai BBM jenis solar sebanyak 15 liter atau satu dirigen," katanya.

Menurut dia, semestinya PT Pertamina (Persero) memberikan kemudahan untuk pelaku usaha kecil dengan mempermudah pasokan BBM jenis solar. Sebab jumlah perajin di Kabupaten Lebak mencapai ratusan dan menyerap lapangan pekerjaan mencapai ribuan orang.

Karena itu, Pertamina sebaiknya mengkaji terlebih dahulu pembatasan solar tersebut. "Kami saat ini membeli solar di SPBU tidak dilayani karena menggunakan dirigen itu," keluh Karim.

Begitu pula, Jayadi, seorang perajin bata di Kecamatan Cimarga mengaku selama sepekan terakhir menganggur karena membeli solar di SPBU ditolak dengan alasan adanya pembatasan itu. Saat ini, kata dia, dirinya bingung untuk memproduksi bata yang bahan bakunya dari tanah liat tidak bisa dilakukan karena tidak menerima pasokan solar.

"Kami sehari memakai BBM jenis solar sekitar 20 liter untuk mencetak 20.000 bata dengan pekerja sebanyak 10 orang," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement