REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana pendirian Bank BUMN Syariah merupakan langkah tepat untuk saat ini. Apalagi selama empat tahun belakangan pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah bisa dibilang jalan ditempat.
Pengamat ekonomi syariah, Adiwarman Karim mengatakan wacana pendirian bank BUMN Syariah sudah sangat tepat. "Jika melihat dari sisi peningkatan pangsa pasar perbankan syariah. Hanya saja kita perlu memperhatikan strategi yang tepat untuk mendirikan bank syariah," ujarnya kepada ROL, Senin (11/8).
Pertama, menurut dia adalah menggabungkan anak usaha BUMN yang kini ada di Indonesia. Hanya saja ada berbagai hal yang sulit untuk dilaksanakan. Karena menurut dia berbenturan dengan kepentingan yang ada.
"Justru langkah yang paling tepat adalah Kementerian BUMN mewajibkan Bank BUMN membesarkan anak usaha syariah hingga memiliki kontribusi aset 10-20 persen. Ketika bank umum syariah yang juga anak usaha BUMN tersebut tak lagi bisa berkembang maka baru dilakukan merger," papar Adiwarman.
Sehingga, lanjut Adiwarman, menciptakan bank BUMN Syariah yang modal cukup besar. Karena saat ini, menurutnya, sudah menjadi rahasia umum kalau bank syariah Indonesia masih memiliki modal di BUKU II dan BUKU II.
Ia menambahkan, menjelang Masyarakat Ekonomi Asean, perbankan syariah butuh bank BUMN besar. Dimana dari sisi modal terus tumbuh sesuai perkembangan zaman yang bisa bersaing dengan raksasa asal Malaysia dan Singapura.