REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kredit yang disalurkan untuk sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melambat pada Juni 2014. Perlambatan tersebut seiring dengan perlambatan penyaluran kredit secara keseluruhan.
Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit untuk sektor UMKM pada Juni sebesar Rp 651,3 triliun, tumbuh 11,6 persen yoy. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Tirta Segara mengatakan, pulan sebelumnya, kredit UMKM tercatat tumbuh 13,8 persen yoy.
Berdasarkan skala usaha, semua sektor mengalami perlambatan. Sektor yang pertumbuhannya paling melambat adalah skala usaha menengah yang tumbuh sebesar 8,6 persen pada Juni menjadi Rp 325,9 triliun. Padahal pada Mei tercatat tumbuh 11,7 persen menjadi Rp 318,4 triliun.
Sektor usaha kecil juga mengalami perlambatan pertumbuhan, dari sebesar 13,1 persen pada Mei menjadi 11,3 persen pada Juni. Penyaluran kredit usaha kecil tercatat sebesar Rp 194,5 triliun pada Juni. Sementara itu, sektor usaha mikro mengalami perlambatan yang tak signifikan, yakni dari 20,5 persen pada Mei menjadi 20,2 persen pada Juni. Penyaluran kredit mikro tercatat sebesar Rp 130,8 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit UMKM masih didominasi untuk kredit modal kerja, yakni sebesar Rp 473,9 persen, tumbuh 10,1 persen pada Juni. Pertumbuhannya masih lebih tinggi dibandingkan bulan Mei yang tumbuh sebesar 6,9 persen menjadi Rp 461,2 triliun.
Kredit UMKM yang digunakan untuk investasi mengalami perlambatan. BI mencatat kredit investasi tumbuh 15,7 persen menjadi Rp 177,3 triliun pada Juni. Padahal pada Mei, kredit investasi tumbuh 36,9 persen menjadi Rp 174,2 triliun.
Pangsa kredit UMKM mencapai 26 persen dari total kredit produktif pada Juni 2014. Kredit produktif tercatat sebesar Rp 2.507,6 triliun, tumbuh 18,4 persen paada Juni. Kredit produktif mengalami perlambatan pertumbuhan. Sebelumnya tercatat tumbuh 19,2 persen pada Mei.
Sementara itu, total kredit keseluruhan tercatat sebesar Rp 3.493,5 triliun, tumbuh 16,6 persen pada Juni. Pertumbuhaan melambat dibandingkan Mei yang tumbuh sebesar 17,4 persen. "Penyaluran kredit perbankan masih mengamali tren perlambatan sejalan dengan moderasi permintaan domestik," ujarnya.