REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Bank Indonesia (BI) memilih Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebagai tuan rumah dalam membahas perekonomian Indonesia. "Rapat Dewan Gubernur BI, untuk pertama kalinya dilakukan di luar daerah dan di Kota Manado," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara, di Manado, Senin (11/8).
BI bersama dengan Pemerintah Pusat dan daerah dalam rapat koordinasi tersebut membahas kelanjutan agenda reformasi struktural dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi regional. Materi pokok pembahasan adalah terkait koordinasi kebijakan dalam rangka meningkatkan daya saing ekspor manufaktur, percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan pembangunan berwawasan maritim, termasuk penguatan lingkungan pendukung (enabling environment) di Kawasan Indonesia Timur.
Selain itu Juga akan membahas, peluang ekspor manufaktur Indonesia ke depan yang didukung oleh perkembangan ekonomi global dan strategi penguatan sektor manufaktur berbasis SDA, termasuk pengembangan blue growth, khususnya di KTI. Tantangan dalam peningkatan daya saing terkait kualitas faktor-faktor pendukung (enablers) dan lingkungan bisnis. Respons kebijakan yang memerlukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi berbagai tantangan tersebut.
Rapat tersebut akan dipimpin Gubernur Bank Indonesia, Agus D W Martowardojo, dan dihadiri oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Armida S Alisjahbana, Wakil Menteri Keuangan, Bambang P.S. Brodjonegoro, Kepala BKPM, Mahendra Siregar, Wakil Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) sekaligus Gubernur Sulut, DR Sinyo Harry Sarundajang.
Selain itu juga dihadiri Ketua Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) sekaligus Wali Kota Manado, Vicky Lumentut, Ketua Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) sekaligus Bupati Kutai Timur, Isran Noor; Ketua Komisi XI DPR-RI, Olly Dondokambey dan Kepala Kantor OJK Sulut Gorontalo dan Maluku Utara, Purnama Jaya.