Selasa 05 Aug 2014 18:32 WIB

Kinerja Ekspor Sektor Industri Mencapai 67,3 Persen

Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan menyatakan, dari keseluruhan kinerja ekspor pada Juli 2014, sektor industri mendominasi ekspor Indonesia di mana persentasenya mencapai 67,3 persen atau senilai 10,4 miliar dolar AS.

"Sebanyak 67,3 persen dari total ekspor Indonesia adalah sektor industri olahan, sementara porsi dari produk yang berupa bahan mentah semakin kecil," kata Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Bayu mengatakan, pertumbuhan sektor industri dalam menyumbang ekspor Indonesia mencapai 12 persen jika dibandingkan tahun lalu dimana pada 2013 tercatat -4,5 persen. Dan harus diakui bahwa dalam persentase tersebut, industri level pertama seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tersebut masuk ke dalam sektor industri olahan.

Jika dilihat, nilai untuk industri mencapai 10,4 miliar dolar AS sementara pada tahun lalu senilai 9,3 miliar dolar AS. Pertumbuhan dibandingkan tahun lalu sebesar 12 persen," kata Bayu.

Sementara andil sektor pertambangan mengalami penurunan yang cukup signifikan di mana pertumbuhan pada Juni 2014 tercatat -22,9 persen, dan jika dibandingkan untuk periode yang sama pada tahun 2013 pertumbuhan tercatat -5,6 persen.

"Untuk tambang -22,9 persen itu memang wajar, karena kita menerapkan kebijakan untuk mencoba mendorong adanya hilirisasi," ujar Bayu.

Menurut Bayu, tumbuhnya sektor industri tersebut merupakan indikasi yang positif dari produk ekspor Indonesia dan yang diharapkan untuk ke depannya adalah produk ekspor akan didominasi produk bernilai tambah.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, persentase sektor industri dalam kinerja ekspor mencapai 67,3 persen, migas sebesar 18,1 persen, pertambangan 11,3 persen, dan pertanian 3,3 persen.

Khusus untuk pertanian sendiri, pertumbuhan pada Juni 2014 mencapai 15,7 persen dimana pada bulan yang sama tahun 2013, tercatat pertumbuhan -2,6 persen.

Kendati demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa neraca perdagangan pada Juni 2014 mengalami defisit sebesar 305,1 juta dolar Amerika Serikat, yang berarti kinerja perdagangan mengalami penurunan dimana pada Mei 2014 tercatat surplus sebesar 69,9 juta dolar AS.

Pada Juni 2014, nilai ekspor Indonesia mencapai 15,42 miliar dolar AS, atau mengalami peningkatan sebesar empat persen jika dibandingkan dengan Mei 2014, sementara jika dibandingkan dengan Juni 2013 lalu maka mengalami kenaikan sebesar 4,45 persen.

Ekspor non-migas Juni 2014 mencapai 12,63 miliar dolar AS, atau naik 1,43 persen jika dibandingkan dengan Mei 2014 dan naik 5,58 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2013.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juni 2014 mencapai 88,83 miliar dolar AS atau menurun 2,46 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2013 lalu, hal tersebut seiring dengan ekspor non-migas yang mencapai 73,14 miliar dolar AS atau menurun 2,14 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement